Mohon tunggu...
janardana 05
janardana 05 Mohon Tunggu... -

Good things come to those who wait ~ I still believe it!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kelemahan Kompasiana

19 Agustus 2010   04:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:54 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sebagai pengguna sekaligus penikmat media ini (kompasiana), saya ingin menyampaikan beberapa kelemahan kompasiana yang sedikit mengganggu kenyamanan pengguna. Yah, hitung-hitung sebagai ongkos numpang eksis disini, saya bayar dengan memberitahukan kelemahan kompasiana. Harapannya tentu pihak pengelola melakukan perbaikan atas kelemahan yang ada sehingga kompasiana semakin memikat blogger serta membuat nyaman para penghuninya. Dengan meningkatnya penghuni serta tingginya akses ke kompasiana diharapkan rejeki makin meningkat, kemudian penulisnya “kecepretan” sedikit-sedikit. Hehehe.

Kelemahan pertama saya temui ketika terinspirasi ingin menulis dengan versi mobile. Kenapa ingin menulis dengan web versi mobile? Tentu saja faktor hemat yang utama. Website versi mobile lebih ringan serta “memakan” pulsa lebih sedikit. Jika web versi mobile dapat dibuka dengan komputer, maka semua dapat dikerjakan lebih cepat, mudah dan murah. Contoh yang sudah menggunakan ini antara lain facebook atau juga yahoo mobile. Induk kompasiana sendiri (kompas.com) sudah memiliki versi mobile beralamat di http://mobile.kompas.com/, meskipun tampaknya terbatas pada segmen tertentu. Memang pernah dipublikasikan lewat kompas bahwa kompasiana versi mobile sudah ada di alamat http://m.kompasiana.com. Namun jika alamat tersebut dimasukkan, maka yang muncul tetap kompasiana versi “reguler”. Sampai saat ini saya masih berangan-angan seandainya ada kompasiana versi mobile tentu dunia maya semakin menggairahkan.

Kelemahan kedua saya temui ketika ingin melihat artikel yang dilombakan di blog kemerdekaan. Kebetulan saya menggunakan dua browser, meskipun lebih sering pakai opera ketimbang browser lain. Opera lebih ringan dijalankan karena menyimpan “jejak serta berkas-berkas” yang pernah dibuka. Sehingga dengan opera, pulsa yang dimakan “cuma” sebesar file-file tambahan yang “mengupdate” berkas lama. Hitungan biaya pulsa (jika pakai operator seluler) tidak selalu dimulai dari awal. Pernah saya membandingkan dua browser dengan operator sama dan hasilnya menggunakan browser opera lebih murah.

Nah, ketika saya membuka blog kemerdekaan dengan opera hasilnya seperti gambar dibawah ini.

[caption id="attachment_231498" align="aligncenter" width="300" caption="blog kemerdekaan dibuka dengan opera"][/caption]

Berantakan dan tidak bisa dibaca. Blog kemerdekaan tampak enak dibaca dengan Mozzilla karena tampilannya “bener” seperti gambar di bawah ini.

[caption id="attachment_231501" align="aligncenter" width="300" caption="blog kemerdekaan dibuka dengan mozilla"][/caption]

Memang terdapat design-design web yang tercantum “best view with mozilla” versi blablabla. Namun dengan pertimbangan ringan, mudah dan murah bagi pengguna, mungkin pengelola perlu mempertimbangkan design web yang friendly dengan opera.

Kelemahan ketiga saya temui ketika sering terjadi salah paham antar komentator pada suatu artikel. Menurut perkiraan saya, cukup banyak kompasianer yang sering membuka kompasiana dengan browser di handphone. Yang tampaknya jadi penyebab kesalahpahaman adalah bahwa tampilan komentar di website yang dibuka dengan browser hp (saya uji pakai opera mini) mengikuti urutan jam dan tanggal kapan komentar ditulis. Bukan mengikuti urutan komentar sebagaimana di website yang dibuka dengan komputer. Dengan tampilan browser hp, maka tampak satu komentar tidak nyambung dengan komentar yang lain (tidak saling tanya jawab atau saling melengkapi). Akibatnya para komentator mudah salah paham karena adanya persepsi bahwa komentar di bawah adalah mengomentari komentar yang persis diatasnya. Padahal jika dibuka dengan komputer, komentar tersebut mengomentari komentar yang lain (misal balasan atas komentar pertama). Jujur saya tidak punya saran perbaikan untuk persoalan ini.

Kelemahan keempat saya temui ketika heran dengan peningkatan jumlah pembaca secara tidak wajar. Saya tidak ingin berprasangka buruk terhadap pengelola sehingga di pikiran saya pasti ada kelemahan sistem disana. Jadi yang ini saya masih bingung apakah termasuk kelemahan atau bukan jika kompasiana tidak mampu mendeteksi hardware pembuka situs. Jadi tampaknya kompasiana membaca klik dari alamat IP, bukan dari hardware pengguna IP. Jika seseorang menggunakan hp untuk membuka tutup kompasiana berkali-kali (connect-disconnect) maka setiap klik di artikel akan terhitung sebagai pembaca artikel.

Untuk kelemahan yang ini, jujur saya ingin jujur, hehehe, alias tidak saya manfaatkan biar tulisan tampak banyak yang baca. Kenapa tidak dimanfaatkan? Karena saya tidak ingin menipu diri saya sendiri.

Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun