Pada beberapa waktu lalu, Agus Pambagio dalam sebuah tulisanya menyebutkan Proyek monorel Jakarta ini awalnya memang sudah penuh masalah setelah Temasek Singapura, yang semula akan membangunnya, mundur pada 2004/2005. Setelah itu sempat bergonta-ganti investor, akhirnya proyek PT Jakarta Monorel (JM) ini mangkrak pada masa Foke menjadi Gubernur DKI Jakarta. Padahal pembangunannya dipayungi oleh Keputusan Presiden (Kepres), (Rabu, 26 Feb 2014, Koran Tempo).
Kenapa mangkrak ? Kenapa tidak jalan, itu yang harusnya di telaah lebih detail soal proyek ini. Soal PKS yang bermasalah, subsidi yang besar, hingga tarif layanan untuk penggunaan jalan dibawah rel sehingga mendapatkan protes keras dari publik, kenapa tidak diangkat sebagai tema pembahasan. Harusnya masalah tersebut diangkat, sebab musababnya sehingga publik tahu masalahnya. Bukanya membuat kondisi makin gelap sehingga yang ada hujatan demi hujatan.
Keterangan yang detail dan jelas, harusnya diungkap oleh seorang ilmuwan dan peneliti. Tapi membaca tulisan Agus Pambagyo, jelas ia sedang dipesan oleh orang tertentu untuk menuliskan hal tersebut.
Patut diingat, setelah PKS yang baru dibuat, masalah-masalah diatas sepenuhnya sudah diatasi. Soal investasi, subsidi hingga tarif yang ditiadakan. Ini yang tidak mendidik, konflik masih diusung untuk menggelapkan masalah. Selain tentunya adanya pesanan tertentu. Jika kita semua amati betul-betul. Agus mengarahkan tulisan yang menyebutkan bila Adhi Karya yang lebih tepat untuk mengerjakan proyek ini. Jelas bertentangan dengan pemaknaan di awal tulisan.
Dan yang patut publik ketahui, kini sambil menunggu PKS selesai, sedang dikerjakan Fase Pra-Konstruksi di Blue Line berupa Soil investigation dalam jangkwa waktu 100 hari dan Pengeboran hingga 30 meter untuk survey tanah. Sementara untu Green Line Sudah dikerjakan pondasi bore pile di Setiabudi utara, Thermal test pile, PIT dan Loading Test.
Dalam tulisan Agus juga ia tuliskan “Pada masa awal Gubernur Joko Widodo (JKW) pada 2013, penulis sempat diundang ke Balai Kota untuk mendengarkan paparan dari Proyek Jakarta Monorel yang seyogianya akan dibangun oleh Konsorsium BUMN. Namun tiba-tiba muncul rombongan PT JM, yang katanya datang atas undangan JKW. Panitia sempat bingung, begitu pula Tim Monorel Konsorsium BUMN yang dipimpin oleh PT Adhi Karya Persero Tbk (AK). Mereka berniat hengkang dari pertemuan tersebut.”
Terkait hal ini, yang patut diketahui bersama. PT Adhi Karya yang memutuskan keluar sendiri dari konsorsium. Mereka keluar dengan beragam cara sehingga memiliki tiang-tiang pancang yang beberapa waktu lalu sempat dipermasalahkan, tapi setelah semua hal diselesaikan dengan baik-baik, nyata mereka juga diam. AK bahkan katanya akan melanjutkan rencana membangun Monorel dari Kota Bekasi-Cawang dan Cibubur-Cawang akan dimulai April 2015.
Jangan bolak-balik fakta donk. Kini monorel melajulah, siapapun engkau pelaksananya. Angkutan ini sangat dibutuhkan masyarakat Jakarta. Masyarakat perkotaan, Kota Megapolitan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H