Mohon tunggu...
Susilo B. Utomo
Susilo B. Utomo Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Lepas

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ayo Belajar (Lagi)

25 Januari 2012   02:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:29 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kapan terakhir Anda membaca buku?
Kemarin, minggu lalu, bulan lalu, tahun lalu atau dulu sekali?

Membac buku, sebagaimana semua orang telah memahaminya, adalah suatu proses untuk belajar dan menyerap pemahaman baru atas suatau hal. Membaca buku memang bukan satu-satunya cara untuk belajar dan menuntut ilmu. Melakukan sesuatau hal yang baru dengan cara yang lebih baik dari orang lain, adalah juga menuntut ilmu.

Banyak orang mengartikan bahwa proses belajar dan menuntut ilmu akan berhenti ketika seseorang meninggalkan bangku sekolah ataupun kuliah. Namun sesungguhnya proses belajar dan menuntut ilmu tidak akan pernah berhenti. Proses belajar atau menuntut ilmu sesungguhnya dimulai sejak kita diantar ke dunia hingga kita diantar ke kubur nanti. Lalu untuk apa kita musti belajar dan menuntut ilmu tanpa henti hingga maut menjemput?

Banyak orang kurang memahami bahwa Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu lebih tinggi dari orang-orang yang beriman. Bahkan menurut Ibnu Abas ra, orang yang berilmu itu memiliki derajat tujuh ratus tingkatan di atas derajat orang mukmin yang tidak berilmu. Dan jarak antara derajat pertama dengan yang kedua sejauh perjalanan lima ratus tahun. Sedemikian tingginya nilai ilmu pengetahuan, bahkan ketika Nabi Sulaiman diberi kebebasan memilih oleh Allah antara ilmu, harta atau tahta, beliau tetap memilih ilmu. Karena dengan ilmu itu, atas ijin Allah beliau bisa memperoleh harta dan tahta.

Ilmu yang kita miliki jauh lebih baik dari harta. Sebab, ilmu yang kita milikia akan senantiasa menjaga kita. Sedangkan harta justru kitalah yang harus menjaganya. Ilmu akan menebarkan keadilan, sedangkan harta mencari keadailan. Harta berkurang karena dibelanjakan, sementara ilmu bertambah karena diajarkan kepada orang lain.

Ayo, kita belajar lagi. Mencari ilmu lagi. Karena manusia terbaik adalah seseorang yang berilmu. Yaitu, jika dibutuhkan, maka ia berguna bagi sesamanya. Namun jika tidak sedang dibutuhkan. Ia dapat mengurus dan mengendalikan dirinya sendiri.

Selamata pagi, selamat beraktivitas dan selamat belajar (lagi) dan mencari ilmu (lagi).

[silo@bandung, 25/01/2012]

________________________________________
SIMAK JUGA:

Kita Semua Juara
Menjadi Sukses dan Terkenal Ala @poconggg
Juara Sejati Tak Perlu Medali
Serius Atawa Main-main
Publikasi
Berbagi
Qurban
Kemasan
Kebenaran
Waktu
Pemuda
Pengalaman
Menjadi Luar Biasa
Belajar Pada Onta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun