Mohon tunggu...
Susilo B. Utomo
Susilo B. Utomo Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Lepas

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Financial

Benarkah Trading Saham Tidak Pernah Merugi?

8 Juli 2021   18:17 Diperbarui: 14 Juli 2021   08:03 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, benar!

Trading saham memang tidak akan pernah merugi meskipun harga saham yang kita miliki sedang jatuh alias lebih rendah dari harga beli kita, sepanjang kita belum melakukan penjualan di saat itu. Kalau kita belum melakukan penjualan saat harga lebih rendah dari harga beli kita, maka saat itu kita baru mengalami floating loss, alias rugi sementara atau rugi hanya dalam catatan saja.

Dalam trading saham, banyak investor yang melakukan strategi hold saham meskipun terjadi floating loss. Strategi ini seringkali dilakukan oleh investor jangka panjang. Dimana investor jangka panjang kurang peduli dengan volatilitas harga saham harian. Mereka lebih peduli gain harga saham pada jangka panjang, misalnya diatas setahun, 5 tahun atau lebih lama lagi. Oleh karena itu, investor jangka panjang tidak akan pernah melakukan cut loss atau jual rugi ketika harga turun.

Cut loss, seringkali hanya  dilakukan oleh investor jangka pendek. Yaitu investor pasar modal  yang memperdagangkan saham yang dimilikinya dalam jangka waktu bulanan, mingguan, harian atau bahkan jam-jaman. Mengapa investor jangka pendek melakukan cut loss sehingga menderita kerugian dan tidak tetap melakukan hold supaya tidak merugi?  

Cut lossd dilakukan karena investor melihat ada peluang lain yang lebih baik dan bisa mendatangkan profit lebih baik. Hal ini dilakukan juga karena sumber dana yang dimiliki terbatas. Dengan melakukan cut loss, maka hasil penjualan dapat digunakan untuk membeli saham lain yang berpotensi menghasilkan profit. Daripada harus melakukan hold yang tidak dapat dipastikan kapan harga akan kembali pada harga beli atau bahkan diatas harga beli supaya menghasilkan profit.

Sebelum melakukan entri beli, para trader biasanya telah menyusun trading plan. Dalam trading plan ini, memuat rencana antara lain emiten apa yang akan dibeli, di harga berapa harus beli, di harga berapa harus dijual untuk take profit, atau di harga berapa harus tetap dijual supaya tidak merugi lebih banyak alias cut loss.

Dengan adanya perencanaan atau trading plan ini, maka semua langkah apapun yang terjadi di pasar, kita tidak akan bingung karena berbagai skenario telah kita buat. Kalau harga naik, berapa keuntungan yang kita harapkan akan diperoleh sudah kita tentukan sehingga mengurangi risiko timbulnya unsur serakah atau tamak atau greedy. Demikian pula jika harga turun dan kita merugi, berapa jumlah kerugian yang akan kita tanggung sudah kita takar lebih dulu. Dengan demikian tidak akan mengganggu psikologi kita.

Mana strategi yang akan kita pilih? Silakan sesuaikan dengan profil risiko kita masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun