Mohon tunggu...
jamie irawan
jamie irawan Mohon Tunggu... -

The Irawans

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pearl Jam - Brisbane, 25 November 2009

4 Februari 2010   06:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:06 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingin berbagi di kompasiana Wisata/travel.

Begitu mendengar konfirmasi tentang Pearl Jam akan mengadakan Tour Backspacer 2009 di Australia, langsung cari informasi tentang tiket dan venue. Kita mengalokasikan liburan sekaligus nonton konser di Queensland, lokasi paling dekat dari Darwin dan kebetulan belum pernah ke state yang komoditas utamanya pariwisata ini. Konser dijadwalkan tanggal 25 November 2009, maka kita berangkat beberapa hari lebih awal dan liburan ke North Stradbroke Island dulu dan tidak jauh dari Brisbane. Pulau ini sangat cocok untuk liburan kami, pulau kecil, penduduk tidak begitu banyak dan pantai pasir putih berserakan dimana mana. Kami sampai di pulau ini hari Sabtu pagi setelah perjalanan hampir 9 jam dari Darwin termasuk pesawat, kereta, bis, kapal dan bis lagi sampai di penginapan, sebuah self contained appartment dengan pemandangan pantai. Liburan yang sempurna!

Hari Rabu, 25 November 2009, kami meluncur menuju Brisbane, sekitar satu setengah jam dari North Stradbroke Island dan kami mengambil lokasi South Bank dan dapat kamar dengan pemandangan sungai kota Brisbane. Breath taking view, di depan Wheel of Brisbane persis, apalagi waktu malam hari dengan pemandangan gedung gedung tinggi Brisbane dan refleksinya di sungai serta hiruk pikuknya lalu lintas jalan layang dan kapal kapal kecil di sungai Brisbane. Setelah istirahat beberapa jam, pukul 3.15 kami siap meluncur ke Queensland Sport and Athletic Center, QSAC, yang dulu disebut ANZ stadium di Nathan. Sepertinya bukan merupakan lokasi favorit Brisbane karena berlokasi agak jauh dari pusat kota Brisbane. Saya kagum dengan kota ini dengan sistem transportasinya. Dari mulai kereta, bis maupun jalan rayanya. Pemerintah setempat menyediakan layanan transportasi gratis dengan bis dan kereta asal kita menunjukkan tiket konser Pearl Jam, kita bisa menggunakan layanan mereka sampai tujuan dan pulang ke tempat asal. Berangkat ke lokasi konser tidak ada drama atau masalah, tinggal masuk bis, tunjukkan tiket atau konfirmasi tiket langsung turun di depan stadion QSAC. Ini baru namanya pemerintah serius, tidak rugi membayar pajak mahal mahal disini, hasilnya nyata. Tidak heran juga karena Queensland merupakan state yang komoditi utamanya pariwisata, selain Brisbane River City ada juga Gold Coast dengan Surfer's Paradise, Universal Studios Park atau theme park lainnya, kemudian Great Barrier Reef serta Cairns yang lebih jauh ke Utara. Sesampainya di Stadion, langsung ke Box office untuk menukar tiket yang kami pesan dari ticketek.com.au. Ada beberapa stand untuk Official Merchandise dari kaos, stubby holders, poster dan pernak pernik lainnya. Cukup laris terbukti banyak die hard jammers langsung mengenakan kaos yang mereka beli. Menunggu beberapa menit sebelum pintu stadion dibuka jam 4.30 sore. Begitu dibuka, wajah wajah tidak sabaran langsung pada mendekat dengan teratur dan terlihat betapa excitednya mereka masuk ke stadion. Termasuk saya. Wow! Stadion berkapasitas sekitar 50.000 an, yang biasanya jadi tempat latihan Broncos rugby team ini kelihatan megah sekali, padahal kalau dibandingkan dengan MCG di Melbourne yang berkapasitas 100.000 an bukan apa apanya, tapi melihat panggung yang dipersiapkan untuk Pearl Jam ini menjadikan stadion ini istimewa. Rumput hijau di tengah ditutupi dengan kotak kotak plastik putih untuk melindungi kondisi lapangan dari injakan penonton. Dua layar raksasa dipasang vertikal tidak seperti biasanya. Setting panggung seperti ini juga digunakan di state Australia lain sebelumnya dari Perth, Adelaide, Melbourne dan Sydney dengan dua layar raksasa yang dipasang vertikal. Melihat gaya dan model pakaian penonton cukup menarik juga. Banyak yang pakai kaos dari stand marchendise dan saya melihat ada die hard perempuan yang di lengannya di tattoo stick man, ada yang memakai sepatu boots gaya grunge 90an dan celana se lutut berambut panjang. Ada bapak bapak setengah baya yang rambutnya hampir botak pakai kaps Pearl Jam alive. Pukul 5.30, penonton belum ada setengahnya, saya sempat berfikir kalau tiketnya gak sold out, tapi saya ingat ingat lagi sepertinya baik di ticketmaster maupun ticketek sudah sold out semua. Liam Finn, musisi asal Selandia Baru ini menyapa penonton dan berterimakasih sudah datang awal. Liam memainkan musik campuran antara elektro alternatif dan indie yang didampingi satu penyanyi latar perempuan memainkan gitar, drum dan vocal bergantian dengan efek echo. Bagi penggemar musik musik Seattle Sounds, Liam Finn tidak jauh dari jalur mereka dengan warna baru dengan memainkan efek ampli mendengun dijadikan melodi dan teriakan lantangnya. Tidak heran kenapa Pearl Jam memilih Liam untuk pengiringnya. Penonton histeris begitu giliran Ben Harper & Relentless 7 muncul tepat pada pukul 6.00. Sebelum Liam Finn naik panggung, dan karena kami masuk awal sempat duduk duduk santai di tengah arena dan sempat ngobrol dengan penonton lain dari Byron Bay, sebuah tempat di New South Wales yang terkenal dengan festival musiknya. Mereka bilang Ben Harper suka sama kota ini dan beberapa kali main di Byron Bay Blues Festival, jadi Australia sangat dekat dengan live show nya Ben. Selain itu memang musik Ben banyak diterima oleh pendengar Australia, NZ dan Eropa selain dia punya nama besar di US juga. Setelah memainkan beberapa lagu, Ben memanggil Eddie Vedder untuk ke panggung! Wah, kejutan awal nih. Performer utama muncul duluan sebelum band nya main. Kali ini Ben mengajak Ed membawakan "Under Pressure" nya Queen. Wow! Koor penonton dan duet ini bikin suasana hidup bahkan sebelum Pearl Jam main. Ben menyanyikan beberapa lagu sambil memainkan slide guitar yang mengagumkan. Penonton sudah mulai penuh menjelang pukul 8.00 dan saat Pearl Jam masuk arena, sudah tidak kelihatan bangku kosong atau tempat renggang lagi di stadion. Fully packed! Mendengar berita hari sebelumnya di TV lokal yang memberitakan bahwa konser Britney Spears yang beberapa hari sebelumnya jauh dari sold out, komentar negatif tentang konser lips synching circusnya Britney juga banyak terlontar dari penonton konser Britney. Sampai sampai ada yang bilang kecewa berat. Di Perth, menurut WAToday.com.au Eddie mencemooh Britney karena Lips Synching nya itu dengan pernyataan :"I got some announcement to make, that I will do some lips synching tonight...so that I can drink and smoke while singing". Pearl Jam di panggung dan langsung menggebrak dengan "Why Go". Terasa sekali atmosfir penonton yang berjingkrak jingkrak sambil mengikuti lagu ini. Di depan saya ada penonton perempuan yang sepertinya dia die hard jammers juga melihat jingkrakannya dan hafal liriknya. Pearl Jam memainkan beberapa lagu tanpa basa basi dan bersambungan dari Why Go, Animal, Got Some, Elderly Woman Behind The Counter In A Small Town, In Hiding, In My Tree, Save You, dan Even. Kemudian Eddie berkomentar tentang indahnya cuaca di Brisbane dan tidak seperti di Sydney:" Its nice to be back in this weather, not like in Sydney. What was that, f****ng 100 degree or something." Kemudian dilanjutkan dengan lagu favorit saya Flow Amongst The Waves, Off He Goes dan ketika membawakan Not For You dan Daughter, Eddie berkomentar tentang Schoolies, liburan lulusan sekolah di Australia. "I learnt a new word yesterday. I'd never heard the word Schoolies before," Eddie bilang. "On the news they talk about them like they are a bunch of thieves, rapists and convicts." Eddie berpendapat bahwa anak anak lulusan sekolah ini cuman ingin menikmati kebebasan saja meskipun media yang konservatif mengecam mereka. Dengan pernyataan ini Eddie dan kawan kawan menyanyikan lagu anti pendidikan milik Pink Floyd "Another Brick in The Wall" : We dont need no education..... diikuti Rats yang ditujukan buat guru favorit penonton. Lagu dari album Backspacer kedua yang dikeluarkan adalah Untaught Known yang diikuti oleh Insignificance yang di akhir lagu ini mereka mencomot tribute AC/DC "If You Want Blood (You've Got It)". Ngomong ngomong tentang AC/DC, sepertinya stadion yang sama akan digunakan untuk tur mereka di awal tahun depan dan diperkirakan sekitar 50.000 tiket akan dijual. Australia tidak sabar untuk menyaksikan group band yang menganggap negeri kanguru ini sebagai rumah mereka sendiri. Setelah komentar komentar tentang media dan anak anak lulusan sekolah selesai, Untaught Known dibawakan dan suara melengking Eddie menggema dan terasa nikmat sekali terutama pas lirik :"..feel the sky, blanket you.." diikuti dengan Insignificance. Saya sempat berharap mereka membawakan WMA atau Spin The Black Circle biar suasana hangat dan kebutuhan akan musik bising saya terpenuhi. Tapi PJ tidak membawakan dua lagu itu. Sebagai gantinya, Blood! menggebrak arena dengan tata lampu yang cepat dan membuat arena serasa bergoncang apalagi ditambah jingkrakan penonton. Selesai lagu itu PJ keluar dari panggun. Penonton sempat bingung, "Is that all?" saya bilang " No freakin way!" Mereka gak bakalan meninggalkan penonton begitu saja tanpa pamitan meskipun Blood terkesan seperti lagu penutupan. Terdengar penonton di arena duduk di atas bergemuruh menggebrak gebrak arena secara bersamaan, ada yang berteriak "we want more!". Sekitar lima menitan suasana seperti itu berjalan sampai Eddie naik panggung lagi membawa gitar akustik. Eddie yang mengenakan tshirt bertuliskan Devo berakustik solo untuk sedikit cooling down setelah Blood dan istirahat dengan malantunkan "The End" dan "Just Breathe". Nikmatnya lagu itu pas dibawakan live dan akustik! Tidak berhenti disini kekaguman saya dari konser ini dan berikutnya adalah favorit saya: Eddie memanggil temannya, Ben Harper! Seperti biasa Ben bilang :" Its an honour to play in Australia with the greatest band on planet!". Sya bilang favorit saya karena lagu yang mereka bawakan adalah Red Mosquito, bukan cuman karena lagu ini enak didengar tapi Ben memainkan slide guitar nya sambil duduk untuk mengiringi sepanjang lagu ini. Awesome!! Bluesy dikit dan di interlude nya Mike mendekati Ben untuk berduet melodi dan seperti bersaut sautan. Lagu ini merupakan highlight konser ini dan the best gig I've ever had in my whole life. Indifference mengikuti duet mereka dengan diawali suara lembut Ben. Dua lagu baru dari album Backspacer Gonna See My Friend dan The Fixer yang ditunggu tunggu penonton di bawakan dan terasa sekali koor dari penonton waktu The Fixer dinyanyikan. Salah satu lagu yang selalu saya nikmati dengan versi live adalah RVM. Beberapa koleksi dvd live selalu saya mainkan berulang ulang, dan mereka memainkannya di malam itu. Beberapa die hard jammers perempuan saya lihat berteriak histeris dan mengikuti lirik mereka. Jadi agak heran saya, apa mungkin lebih banyak die hard jammer perempuan kali ya? Gak ah. Eddie memanggil temannya lagi, kali ini Liam Finn. Berdua mereka menyanyikan tribute Hunters and Collectors : Throw Your Arms Around Me. Histeria penonton terasa hangat sekali dengan lagu ini, terutama melihat istri saya ikut menyanyi. Penonton pun masih memfavoritkan Jeremy ketika lagu itu dibawakan dan diikuti Alive, lagu wajib untuk koor. Kami keluar dari arena karena istri sudah kelelahan di lagu berikutnya : Baba. Dan waktu kita berjalan menuju parkiran bis gratis yang disediakan pemerintah, Yellow Ledbetter dan koor masih terdengar dengan jelas sampai Ed dan kawan kawan mengucapkan terimakasih dan sampai jumpa lagi. Media banyak mengeluh tentang buruknya kualitas sound system karena mereka duduk di paling belakang serta kondisi arena terutama antrian minuman dan toilet mengenaskan. Bayangkan saja, hanya ada 4 stand minuman untuk sekitar 35.000 orang! Ada juga yang sempat kesasar karena bis yang mereka ikuti dari kota ke stadion tidak tahu jalan dan sempat berputar putar selama dua jam dan sampai di stadion waktu Ben Harper tampil. Kebetulan kami mendapat supir yang tahu persis, jadi lancar lancar saja. Trus waktu di bis, segerombolan anak muda pada sedikit mengeluh karena "Better man" tidak dimainkan. Tapi salah satu teman mereka memainkan lagu itu di HP nya di bis dan semua di bis ikutan bernyanyi, seperti anak TK pulang bertamasya dan menyanyikan lagu anak anak sama guru mereka. Koran hari berikutnya banyak tulisan dari pembaca tentang konser, banyak yang positif tapi ada beberapa yang negatif. Terutama tentang komentar politik murahan Eddie tentang Barack Obama dan Perang. Salah satu pendapat menyatakan :"This could be gig of the decade if the government provide a better venue." Menurut saya, ini masih gig of a life time for me!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun