Mohon tunggu...
Jamilatul Munawarah
Jamilatul Munawarah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Daddy's daughter, The Dreamer, Tea Lover, MJFam

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bulan Ramadhan: Momentum Bagi Entrepreneur Muslim

5 Juni 2016   12:43 Diperbarui: 5 Juni 2016   13:19 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bulan Ramadhan adalah bulan suci penuh keberkahan dengan pahala yang berlipat ganda pada setiap ibadah yang dilaksanakan. Seluruh umat muslim di penjuru dunia berbahagia menyambut datanganya bulan suci Ramadhan. Termasuk di Indonesia yang merupakan negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia, dilansir dari data Pew Research Center, The Future of the Global Muslim Population, populasi penduduk muslim di Indonesia sebesar 13% dari total penduduk muslim dunia. 

Hal ini mengindikasikan bahwa negara Indonesia dengan mayoritas masyarakat muslim sangat berpotensi mengalami kenaikan tingkat konsumsi selama bulan Ramadhan. Tradisi dan gaya hidup konsumerisme masyarakat selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri mendorong terjadinya peningkatan tingkat konsumsi.

Bulan Ramadhan memberikan pengaruh besar terhadap perilaku masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat dari berubahnya waktu makan, karena kewajiban berpuasa dilaksanakan pada siang hari, sehingga kegiatan konsumsi makanan dilakukan pada malam hari. Selain itu, perubahan perilaku konsumsi di bulan puasa justru menaikkan tingkat konsumsi masyarakat hingga 2 kali lipat. Hal ini sejalan dengan adanya kebijakan tentang pembagian Tunjangan Hari Raya (THR) yang dapat meningkatkan konsumsi masyarakat, khususnya konsumsi pada produk makanan dan minuman maupun pakaian.

Meningkatnya konsumsi masyarakat di bulan Ramadhan merupakan suatu fenomena konsumtif yang bersifat musiman dan menyebabkan inflasi karena lonjakan permintaan akan barang-barang kebutuhan pokok, dimana masyarakat cenderung memiliki keinginan lebih akan kebutuhan konsumsi yang hanya dibutuhkan pada saat bulan Ramadhan yang menjadikannya tradisi dengan menghidangkan makanan terbaik dan menu yang bervariasi. Tradisi inilah yang menjadi gaya hidup konsumerisme pada umat Islam dan menyebabkan terjadinya kenaikan harga pada bulan Ramadhan di Indonesia.

Berdasarkan data pertumbuhan bulanan penjualan riil Bank Indonesia pada bulan Juni dan Juli tahun 2015 periode 1 hingga 2 bulan menjelang lebaran pada Juli 2015, kategori produk seperti makanan dan minuman, perlengkapan rumah tangga, serta peralatan informasi dan komunikasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya. Kategori produk makanan dan minuman mengalami kenaikan hingga 2 kali lipat yakni dari 3,5% pada bulan Juni 2015 meningkat menjadi 9% pada bulan Juli 2015. Perlengkapan rumah tangga mengalami kenaikan yang cukup drastis yakni dari 4,9% pada bulan Juni 2015 menjadi 10,2% di bulan Juli 2015. Selain itu, peralatan informasi dan komunikasi pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari -0,3% pada bulan Mei 2015 menjadi 5,5% di bulan Juni 2015.

Fenomena meningkatnya konsumsi masyarakat di bulan Ramadhan ini menjadi momentum bagi perusahaan sebagai pelaku bisnis untuk melihat adanya peluang besar yang dapat meningkatkan penjualan mereka, salah satunya dengan penggunaan strategi marketing yang baik. Berbagai perusahaan selaku pemilik brandmulai gencar melakukan promosi melalui iklan-iklan kreatif bernuansa Ramadhan yang dapat menarik perhatian konsumen. Adapun peningkatan penjualan musiman hanya terjadi pada beberapa kategori produk, contohnya sirup Marjan yang menjadi ikon iklan sebagai penanda datangnya bulan Ramadhan. 

Marjan dapat dikatakan memiliki strategi marketing yang baik, dengan memilih untuk konsisten dengan melakukan strategi marketingnya di momen spesial bulan Ramadhan dan lebaran. Hal ini menjadikan konsumen akrab dengan kehadiran iklan sirup Marjan sebagai penanda datangnya bulan puasa. Strategibrandingyang tepat serta adanya inovasi menjadi kunci sukses marketleader. Selain itu konsistensi dan komitmen tinggi sangat diperlukan dalam implementasi strategi sebuah perusahaan.

Berkaitan dengan strategi tersebut dalam pandangan Islam, bisnis bukan hanya mencari keuntungan namun lebih kepada mendapatkan keberkahan. Menurut Qardhawi (1997:175) ada tiga unsur etika yang harus dilaksanakan oleh seorang produsen muslim yaitu bersifat jujur, amanat dan nasihat. Jujur dalam pengertian tidak ada unsur penipuan baik dalam promosi maupun harga. Amanat dan nasihat yaitu seorang produsen dipercaya memberikan yang terbaik dalam produksinya, sehingga membawa kebaikan dalam penggunaaanya.

Kegiatan pemasaran harus dilandasi dengan adanya semangat beribadah kepada Allah SWT, mengedepankan kesejahteraan bersama bukan untuk kepentingan golongan maupun kepentingan pribadi. Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada umatnya untuk berdagang atau berbisnis dengan menjunjung tinggi etika Islam diantaranya tidak diperkenankan melakukan tindakan bathil, namun kegiatan bisnis yang dilakukan harus berdasarkan keridhoan diantara pelaku bisnis. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat An-Nisaa ayat 29, “Hai orang-orang yang berimana, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dana janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.

Strategi berdagang yang diterapkan oleh Rasulullah SAW diantaranya:

  • Jujur dalam berbisnis, karena kejujuran menjadi sebuah branding tersendiri pada dagangan beliau karena Rasulullah selalu memberikan barang sesuai dengan yang seharusnya dan yang terbaik bagi konsumennya.
  • Menghormati pelanggan

Seperti yang dikemukakan oleh Rasulullah“Sayangilah saudaramu layaknya menyayangi dirimu sendiri.”

  • Menepati janji

Sebagaimana firman Allah SWT “Wahai orang-orang yang beriman, penuhilan janjimu.”(Al-Maidah:1)

  • Hanya menjual produk yang berkualitas
  • Tidak menjelek-jelekkan bisnis pesaing

Sabda beliau, “Janganlah seseorang diantara kalian menjual dengan maksud untuk menjelkkan apa yang dijual orang lain.” (HR Muttafaq)

  • Larangan menyimpan atau menimbun barang

“Tidaklah orang menimbun barang kecuali orang yang bersalah.” (HR Muslim)

  • Membayar gaji karyawan tepat pada waktunya

“Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah)

  • Bisnis jangan samapai mengganggu ibadah

“Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahku.” (QS Adzariyat:56)

Itulah strategi rasul dalam menjalankan bisnisnya. Sebagai pengusaha muslim maka sudah seharusnya menerapkan strategi Rasulullah dalam menjalankan suatu bisnis. Bulan Ramadhan ini menjadi momentum dalam meningkatkan kadar keimanan umat muslim pada umumnya serta para entrepreneur muslim sebagai pelaku bisnis pada khususnya dalam meningkatkan produktivitas untuk mencapai keberhasilan bisnisnya dengan berbagai strategi berdasarkan syariat disertai niat untuk beribadah kepada Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun