CGP Angkatan 7
Nama CGP Â Â Â : Jamilah Rosnina
Fasilitator    : I Made Widya Astawa
PPÂ Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : Hj. Misbahul Aslamiyah
Model 2: Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL)
Untuk membuat refleksi model ini, saya menuliskan tentang penjabaran dari pertanyaan panduan berikut: - Description: Deskripsikan pengalaman yang dialami dengan menceritakan unsur 5W1H (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana); - Examination: Analisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya; - Articulation of Learning: Jelaskan hal yang dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa yang akan dating
- Deskription unsur 5W1H (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana)
- Pada pembelajaran modul 2.3 mempelajari tentang Coaching Supervisi Akademik yang merupakan lanjutan dari Program Pelatihan Calon Guru Penggerak. Modul 2.3 dimulai dari tanggal 9 Maret 2023 sampai dengan 30 Maret 2023. Pada alur pembelajaran yang saya ikuti pada LMS diawali dengan kegiatan dimulai dari diri pada tahapan pembelajaran dimulai dari diri ini adalah media untuk berlatih membangun komunikasi yang empatikdan memberdayakan sebagai pemimpin pembelajaran dan Kepala Sekolah dalam membuat perubahan strategis yang mampu menggerakkan komunitas sekolah pada ekosistem belajar yang sejalan dengan semangat merdeka belajar untuk meningkatkan kualitas kurikulum yang bermakna. Setelah dimulai dari diri saya melanjutkan pembelajaran pada alur eksplorasi konsep dalam pembelajaran eksplorasi konsep saya mempelajari materi coaching secara mandiri yaitu tentang konsep coaching secara umum dan dalam konteks Pendidikan, mempelajari tentang perbedaan tujuan prinsip coaching, fasilitasi, mentoring dan juga konseling, materi eksplorasi konsep yang lain adalah tentang paradigma berfikir coaching, Â dan kompetensi inti coaching serta TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, Tanggung Jawab) yang merupakan alur percakapan coaching agar pada percakapan coaching diharapkan coach dapat menuntun coachee untuk menemukenali sendiri permasalahan dan juga rencana perbaikan sehingga dapat menumbuhkan motivasi intrinsic didalam diri coachee untuk memperbaiki permasalahan yang sedang dihadapi tanpa merasa didiskriminasi, diatur atau digurui.
- Setelah alur eksplorasi konsep dilanjutkan dengan diskusi eksplorasi konsep pada tahapan ini CGP saling berbagi pengalaman dan pendapat tentang prinsip coaching, selanjutnya adalah tahapan ruang kolaborasi yang dimana pada ruang kolaborasi CGP secara berpasangan melakukan praktik coaching secara bergantian antara peran sebagai coach dan coachee, pada tahapan ini saya seperti mengalami proses coaching sebenarnya yang mana proses coaching memang sangat diperlukan dalam praktik dilapangan, untuk memberikan pencerahan gambaran yang tersruktur kepada coachee untuk melaksanakan perbaikan dalam pembelajaran karena kebanyakan dalam suatu proses pembelajaran sebenarnya seseorang yang sedang menghadapi permasalahan orang tersebut sudah mempunyai rencana-rencana yang akan dilakukannya hanya saja pada saat itu seorang coachee memerlukan teman untuk mengarahkan keinginannya agar menjadi tersruktu dengan baik untuk bisa dilaksanakan dengan tanggung jawab. Setelah ruang kolaborasi saya melakukan demonstrasi konteksual untuk dapat mengaplikasikan hasil Latihan pada ruang kolaborasi di Sekolah saya sendiri, pada saat melakukan aksi nyata di Sekolah saya dengan rekan sejawat awalnya istilah coaching masih belum difahami oleh rekan saya, awalnya rekan saya bernama Bapak Badali yang seorang guru olahraga merasa gugup, ternyata pada saat melaksanakannya Pak Badali merasa senang, terbantu dan membuat relax setelah melaksanakan coaching karena seperti membayangkan apa yang terjadi dan apa yang akan dilakukan. Â
- Examination
- Pada saat melaksanakan proses Latihan coaching baik dengan peran sebagai coach ataupun coachee awalnya merasa canggung, saya masih terbiasa dengan prinsip mentoring dan konseling, masih terjadi miskonsepsi diawal pembelajaran dan juga belum memahami tentang alur TIRTA, tetapi setelah berlatih dan memahami serta mendapatkan contoh-contoh untuk alur TIRTA saya merasa terbiasa dan merasakan nyaman dengan proses coaching, proses coaching juga membawa suasana yang menyenangkan dan positif, tidak menggurui antara coach dengan coachee, coachee menemukan sendiri apa yang diinginkannya, yang mana prinsip coaching adalah kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi, sehingga coaching itu berfokus pada solusi yang berdasarkan pemikiran coachee sendiri, proses coaching adalah sebagai sarana agar coachee dapat terarah dalam pelaksanaan rencana aksi yang lebih sistematis sampai kepada tanggung jawab rencana aksi tersebut
- Articulation of Learning
- Yang akan saya lakukan kedepan adalah dengan saya memahami prinsip coaching serta alur TIRTA saya akan menerapkan di Sekolah saya, baik untuk murid maupun rekan sejawat saya, saya akan memperbanyak referensi serta berlatih lagi untuk memperdalam memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot, dan juga tentunya meningkatkan kompetensi mendengarkan aktif agar tidak canggung dalam melaksanakannya di Sekolah serta agar coachee merasa didengarkan dan direspon dengan aktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H