Mohon tunggu...
Munzami Hs
Munzami Hs Mohon Tunggu... -

Alumnus Fakultas Ekonomi, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.\r\n\r\nBlog > http://munzami.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Moeloed Nabi di Nanggroe Serambi

15 Februari 2011   15:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:34 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

''Bu Kulah, Khanduri Meunasah dan Dakwah''

''Bu Kulah, Khanduri Meunasah dan Dakwah'' (nasi bungkus, kenduri meunasah, dan dakwah) telah menjadi ritual dan kebiasaan masyarakat hampir di seluruh gampong atau desa-desa di nanggroe Aceh, tradisi ini semata-mata untuk memperingati hari kelahiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW, pemimpin terbaik sepanjang sejarah umat manusia yang jatuh setiap tanggal 12 Rabi'ul Awal kalender Hijriyah. Setiap tahunnya terus dilaksanakan dan menjadi social media masyarakat untuk mempererat tali silaturrahmi antar penduduk dengan saling mengundang antar gampong yang bertetangga.

Tradisi Maulid Nabi sendiri diperkirakan pertama kali diperkenalkan di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi(1138-1193 M). Tujuannya yaitu untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta membangkitkan semangat juang kaum muslimin pada saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerussalem dan sekitarnya. (Source: http://id.wikipedia.org).

Ada hal menarik dari perayaan ini, dimana masyarakat Aceh bukan hanya merayakannya setiap tanggal 12 tersebut saja tetapi terus berlangsung selama Lhee Beuleun Siploh Uroe (tiga bulan sepuluh hari). Ini menandakan masih kentalnya nilai-nilai Islam dan budaya dalam kehidupan masyarakat khususnya di gampong atau desa-desa. Adat 'Jak Bak Moeloed' atau menghadiri undangan maulid seakan menjadi wajib dipenuhi agar pihak yang mengundang merasa semakin dekat tali syedara antar mereka.

Acara khanduri moeloed berlangsung dari pagi sampai sore, puncaknya ada yang siang hari, ada juga ketika sore hari, tergantung daerah masing-masing dan dilanjutkan dengan dakwah atau ceramah agama yang biasanya diadakan di Mesjid atau Meunasah-Meunasah yang diisi oleh teungku-teungku dayah dari pesantren-pesantren yang tersebar di seantero Aceh. Substansi yang disampaikanpun seputar kelahiran Nabi, kisah hidup beliau, ajaran-ajarannya, pesan moral dari setiap perkataan, sikap dan perbuatan beliau serta diiringi Shalawat dan Salam yang terus disanjungkan kepada Rasulullah junjungan alam.

Sebagai generasi muda muslim, sudah seyogyanya kita ikut menjaga dan melestarikan nilai-nilai agama dan budaya ini yang sudah mengakar di masyarakat khususnya Aceh hingga saat ini dan tersimpan nilai-nilai yang positif didalamnya, dimana sesama warga masyarakat saling bersilaturrahmi, mempererat tali persaudaraan, pemuda-pemuda gampong saling bergotong royong, bekerjasama mempersiapkan acara moeloed, mulai hidangan khanduri sampai acara dakwah pada malam harinya. serta yang paling penting adalah mengingat kembali dan memperingati hari lahirnya Rasulullah Muhammad SAW serta terus memahami dan mengikuti ajaran-ajaran beliau.

Eid Milaad Saeed Yaa Muhammad, Yaa Nabi Salaam Alaika, Yaa Rasul Salaam Alaika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun