Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pilih Presiden atau Pilih Idola

26 Agustus 2023   11:19 Diperbarui: 26 Agustus 2023   11:23 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para bacapres sudah memulai kegiatan mereka untuk menarik suara dan simpati masyarakat walaupun pemilu belum dimulai. Masyarakat sudah riuh rendah menyuarakan siapa bacapres pilihan mereka.

Sebuah pertanyaan besar dan cukup menggelitik, pemilu nanti kita akan memilih presiden atau memilih idola?.

Selintas pertanyaan ini seolah memiliki makna yang sama - akan tetapi sesungguhnya sangat jauh berbeda. Salah satu perbedaannya adalah jika para kandidat merasa bahwa pendukungnya memilih dia sebagai seorang presiden, maka ia harus mempekerjakan konsultan politik sebagai leader untuk membantu pemenangannya.

Tetapi sebaliknya, jika ia menganggap bahwa para pemilihnya memilih ia sebagai idola yang berakibat terpilihnya ia menjadi seorang presiden, maka kandidat ini harus memilih konsultan marketing sebagai leader untuk membantu ia semakin diidolakan.

Salah memformulasikan persoalan di tahap awal akan disesali diakhir pemilu nanti.

Mungkin kita boleh berrefleksi kepada kemenangan pertama kali Jokowi sebagai presiden di tahun 2014. Entah tim kampanye Jokowi saat itu menyadari atau tidak, tetapi setelah dibedah dan ditelaah - semua gaya kampanye Jokowi dan narasi yang dikeluarkan oleh beliau bukan memposisikan dia sebagai seorang presiden yang hebat, tetapi lebih kepada idola yang memuaskan keinginan rakyat.

Oleh karena itu hingga sekarang menjelang akhir dari masa kepemimpinannya, Jokowi tetap memiliki tingkat kepuasan yang besar. Tidak seperti presiden-presiden sebelumnya yang harus "keok" diakhir jabatannya.

Bagi pengamat politik ini sebuah anomali, tetapi sebagai pengamat marketing ini adalah hal yang biasa. Sebuah "produk" apapun itu akan memiliki "popularitas" yang stabil untuk rentang waktu yang cukup panjang. Karena ia akan diturunkan dari generasi ke generasi.

Sekarang adalah waktu yang tepat bagi para pemikir dari masing-masing kelompok bacapres ini mereposisi slogan-slogannya agar bisa menang seperti Jokowi dulu. Semoga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun