Mohon tunggu...
HERRY SETIAWAN
HERRY SETIAWAN Mohon Tunggu... Konsultan - Creative Coach

membantu menemukan cara-cara kreatif untuk keluar dari kebuntuan masalah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Xi Jinping Batal Ambil Paksa Taiwan

3 Maret 2022   10:32 Diperbarui: 3 Maret 2022   10:49 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perang yang baru saja berkecamuk di Ukraina memberikan pelajaran penting kepada negara-negara besar untuk menggunakan kekuatan senjata sebagai alat politiknya.

Utamanya bagi Tiongkok yang ingin menyatukan Taiwan dibawah kekuasaannya.

Berkali-kali Tiongkok mendemonstrasikan kekuatan angkatan udaranya ditapal batas dengan Taiwan.

Puluhan pesawat tempur Tiongkok meraung-raung diatas wilayah yang di klaim Taiwan sebagai bagian dari negaranya, seolah menantang dan menakut-nakuti - jangan macam-macam.

Dan kita juga tahu, Taiwan tak gentar sedikitpun - bahkan presidennya dengan gagah tampil menyemangati tentaranya untuk mempertahankan kedaulatan negaranya.

Kembali ke Ukraina - karakteristik wilayah hampir mirip dengan Taiwan. Yaitu perkotaan yang padat penduduk dan bangunan, bahkan Taiwan utamanya Taipeh sebagai ibukota sangat padat sekali.

Ternyata peperangan diperkotaan membutuhkan cara yang berbeda dengan pertempuran ditanah luas atau daerah hutan.

Ini sudah dibuktikan oleh kebingungan tentara Rusia ketika berada didaerah perkotaan di Ukraina.

Mereka gamang seolah tak pernah berlatih menghadapi musuh diperkotaan. Membedakan mana tentara lawan dan penduduk sipilpun susah.

Persoalan seperti ini akan juga dihadapi oleh Tiongkok jika ia bermaksud menyerang Taiwan. 

Medan di Taiwan juga perkotaan dan penduduknya memiliki kemiripan bahasa dan perawakan dengan Tiongkok sendiri. Ini bisa cukup merepotkan serdadu Tiongkok untuk membedakan mana sasaran yang boleh di ditembak dan mana yang tidak boleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun