Perang yang baru saja berkecamuk di Ukraina memberikan pelajaran penting kepada negara-negara besar untuk menggunakan kekuatan senjata sebagai alat politiknya.
Utamanya bagi Tiongkok yang ingin menyatukan Taiwan dibawah kekuasaannya.
Berkali-kali Tiongkok mendemonstrasikan kekuatan angkatan udaranya ditapal batas dengan Taiwan.
Puluhan pesawat tempur Tiongkok meraung-raung diatas wilayah yang di klaim Taiwan sebagai bagian dari negaranya, seolah menantang dan menakut-nakuti - jangan macam-macam.
Dan kita juga tahu, Taiwan tak gentar sedikitpun - bahkan presidennya dengan gagah tampil menyemangati tentaranya untuk mempertahankan kedaulatan negaranya.
Kembali ke Ukraina - karakteristik wilayah hampir mirip dengan Taiwan. Yaitu perkotaan yang padat penduduk dan bangunan, bahkan Taiwan utamanya Taipeh sebagai ibukota sangat padat sekali.
Ternyata peperangan diperkotaan membutuhkan cara yang berbeda dengan pertempuran ditanah luas atau daerah hutan.
Ini sudah dibuktikan oleh kebingungan tentara Rusia ketika berada didaerah perkotaan di Ukraina.
Mereka gamang seolah tak pernah berlatih menghadapi musuh diperkotaan. Membedakan mana tentara lawan dan penduduk sipilpun susah.
Persoalan seperti ini akan juga dihadapi oleh Tiongkok jika ia bermaksud menyerang Taiwan.Â
Medan di Taiwan juga perkotaan dan penduduknya memiliki kemiripan bahasa dan perawakan dengan Tiongkok sendiri. Ini bisa cukup merepotkan serdadu Tiongkok untuk membedakan mana sasaran yang boleh di ditembak dan mana yang tidak boleh.