Rasa peduli semakin hari kian terkikis.
Orang hanya melakukan segala hal yang ingin dia lakukan saja, asalkan itu menyenangkan hati, memenuhi kebutuhannya - orang tak peduli jika itu berakibat buruk kepada orang lain.
Pusat dari segalanya adalah dirinya sendiri.
Dulu kita masih merasakan denyut dari tenggang rasa, rasa sungkan - walaupun belum sepenuhnya hilang semua itu tapi sudah makin berkurang intensitasnya.
Apakah penyebab semua ini adalah algoritma dari sosmed?. Atau semua ini disebabkan oleh banyaknya pemuas keinginan dan hasrat yang bisa diperoleh dengan mudah.
Saat ini jika kita memiliki minat tertentu, katakanlah memasak pizza, dengan mudah kita akan memperoleh semua informasi yang kita butuhkan dengan sangat mudah - ada google, ada YouTube, ada instagram dan lainnya.
Klik pizza, semua tersaji dihadapan kita.
Pikiran kita sungguh terfokus dengan setumpuk informasi yang yang objeknya menjadi kesukaan dan kesenangan kita. Tak ada lagi ruang untuk hal yang lain.
Begitu pula jika kita tertarik dengan pertikaian-pertikaian yang sering dipertontonkan didepan publik - maksudnya ditampilan di medsos -maka dengan sekali jentik jemari, klik, kita akan dibanjiri oleh cerita pertikaian itu dan membebani pikiran hingga sulit mendapatkan waktu untuk yang lain.
Semuanya itu menjadikan kita menjadi pusat dari segalanya.