Green Energy dan climate change menjadi isu yang sedang menghangat dewasa ini. Semua orang bicara tentang "hewan" satu ini.
Sepertinya bila tak ikut cawe-cawe tentang green energy atau climate change rasa tertinggalnya membekas.
Climate change atau perubahan iklim disinyalir disebabkan oleh pemakaian secara masif selama ini energi fosil yang berasal dari minyak bumi atau batu bara untuk menghidupkan kehidupan dan ekonomi seluruh manusia di planet bumi.
Tetapi apakah sesungguhnya perubahan iklim ini disebabkan oleh faktor tunggal? pemakaian energi fosil?.
Semua penelitian yang ada menunjukkan dukungan terhadap keterkaitan secara langsung energi fosil dan perubahan iklim dunia. Atau dalam bahasa para filsuf, semua ahli melihat dari sudut yang sama terhadap sebuah permasalahan. Â Bagaimana jika melihat dari sudut yang berbeda?.
Sebelum ditemukannya bensin, avtur dan minyak disel sebagai pengerak mobil, pesawat, turbin, dll. Orang-orang zaman dahulu menggunakan kayu untuk memasak dan menghangatkan malam-malamnya yang dingin atau menerangi malam yang gelap.
Mereka membakar kayu dalam jumlah yang besar. Dan itu berlangsung mungkin ribuan tahun lamanya. Mereka merusak hutan juga dan menyebarkan polusi juga dari pembakaran kayu itu.
Tetapi peralihan dari kayu yang dibakar menjadi minyak yang kita pakai hari ini, faktor peralihannya bukan disebabkan oleh perubahan iklim, tetapi didorong agar lebih efisien dan efektif.
Mungkinkah alasan  perubahan iklim atau climate change menjadi penyebab kita beralih kepada energi hijau atau green energy hanya sebuah alasan yang di justifikasi agar menjadi sekedar lebih efisien dan efektif?. Seperti peralihan sumber energi sebelumnya dari kayu ke minyak?.
Karena salah satu contoh, batere yang akan dipergunakan untuk menyimpan listrik yang dihasilkan dari sinar matahari, turbin udara, dll yang dipandang sebagai green energy, sesungguhnya juga mengandung unsur-unsur yang akan merusak lingkungan hidup yang bisa dikaitkan menjadi penyebab dari climate change.