Situasi politik saat ini sedang panas-panasnya antara Tiongkok dan Taiwan.
Keduanya saling lempar pernyataan dibumbuhi dengan gertakan-gertakan berbau militer dari pihak Tiongkok.
Akankah perseteruan ini berakhir dengan konflik atau perang terbuka antara Tiongkok dan Taiwan?.
Sepertinya jika melihat kondisi global dan kawasan, untuk 6 bulan ke depan, nampaknya kecil kemungkinan terjadi perang antara kedua seteru bebuyutan ini.
Sebuah perang terbuka membutuhkan dukungan finansial yang tidak kecil dan dukungan politik yang juga luas. Untuk saat ini, Tiongkok belum siap untuk itu.
Kondisi skandal properti dengan skala USD 300 milyar dan beberapa lainnya yang belum terungkap sudah cukup merepotkan para petinggi di Beijing.
Dan terpilihnya Joe Biden sebagai presiden menggantikan Donald Trump setidaknya mampu membalikkan situasi politik terhadap Tiongkok. Karena aliansi tradisional Amerika di Eropa sepertinya lebih nyaman berhubungan dan berkomunikasi dengan Biden.
Adapun pencapaian yang paling realistis yang akan diperoleh dari drama konflik ini adalah kesepakatan antara pihak Tiongkok dan Taiwan bahwa persoalan ini akan diselesaikan secara damai melalui diplomasi.
Model ini sudah pernah terjadi untuk mendamaikan perseteruan antara Israel dan Mesir yang diprakarsai oleh Amerika tahun 1979 yang terkenal dengan nama perjanjian Camp David - dinamai sesuai dengan nama tempat peristirahatan presiden Jimmy Carter pada masa itu. Semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H