Siapa yang tak kenal Jerman, terutama mereka yang bergelut dengan bidang tehnik, pastilah akan mengacungkan jempol dengan produk-produknya.
Kekuatan ekonomi Jerman juga luarbiasa hebat, nomor 1 di Uni Eropa. Â Pantaslah rasanya label hebat disematkan pada Jerman.
Pada awal masa pandemi covid-19, dimana Itali, Perancis dan negara eropa barat lainnya mengalami lonjakan pasien yang menderita covid-19 dan sistem kesehatan mereka tidak mampu menampung lagi pasien, Jerman membantu dengan menyediakan fasilitas kesehatan mereka untuk dipakai oleh negara-negara uni eropa lainnya.
Tapi sekarang Jerman mengalami lonjakan pasien covid-19 dan sistem kesehatan mereka kewalahan menghadapinya.
Kenapa bisa begitu? Ternyata barulah terkuak bahwa ada banyak kelemahan dalam sistem penanganan covid-19 mereka.
Komunikasi antar bagian didalam sistem kesehatan mereka belum memanfaatkan tehnologi komputer yang terkoneksi dengan baik.
Untuk pelaporan mereka masih menggunakan mesin faksimili - mungkin kita di Jakarta sudah hampir sulit menemukan mesin ini.
Penerima berkas harus memasukkan kembali kedalam sistem sentral pengolahan mereka - berkas diketik ulang. Bisa dibayangkan bahwa proses ini memakan waktu dan data yang diketik ulang bisa salah.
Dengan data yang hampir tidak real time ini tentu keputusan-keputusan penting sulit diambil segera. Ada jeda waktu antara kejadian muncul dan tindakan yang akan diambil untuk mengatasinya. Sebagaimana kita tahu bahwasanya penanganan pandemi covid-19 haruslah cepat dan tepat.
Pada awal tahun 2021, menteri kesehatan Jerman mengumumkan bahwa sistem data mereka sekarang sudah online alias tak lagi pakai mesin faksimili untuk pelaporannya.
Yang kedua, Jerman adalah negara federal yang terdiri dari 16 wilayah negara.