Mohon tunggu...
Money

Munculnya Pertalite Sebagai Solusi Baru

6 September 2015   19:52 Diperbarui: 14 September 2016   11:28 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak 21 Juli 2015, Pertamina meluncurkan solusi baru bahan bakar minyak yg disebut Pertalite.


Apa itu Pertalite?

Pertalite adalah bahan bakar minyak terbaru dari Pertamina dengan RON 90. RON (Research Octane Number) inilah yang membedakan Pertalite dengan bahan bakar Premium atau Pertamax. Pertalite hadir dengan kualitas ‘menengah’ diatas premium, dan sedikit dibawah pertamax (Premium dengan RON 88, dan Pertamax dengan RON 93-95). Sementara untuk harga yang dipatok, Pertalite mamakan biaya Rp. 8400/liter. (lebih tinggi Rp.1100 pada waktu dikeluarkan). Hasil uji yang dilakukan Pertamina untuk kendaraan seperti Toyota Avanza, satu liter Pertalite mampu menempuh jarak 14,78 KM, sementara 1 liter premium mampu menempuh jarak 13,93 KM.

Munculnya Pertalite menimbulkan pro dan kontra dari beragam masyarakat di Indonesia.

Banyak sisi positif dengan diluncurkannya bahan bakar Pertalite ini oleh pertamina, terutama bagi konsumen yang ingin merawat mesin mobilnya, dengan harga yang lebih terjangkau daripada Pertamax. Dengan zat aditif EcoSave, tentunya membuat bahan bakar yg digunakan lebih ramah lingkungan, atau setidaknya merupakan langkah pertamina untuk mengurangi polusi dari kendaraan berbahan bakar minyak.

Sayang, permintaan konsumen akan bahan bakar Pertalite ini belum dapat diimbangi Supply dari pihak Pertamina. Masih sedikit sekali SPBU SPBU pertamina yang menyediakan bahan bakar Pertalite, terhitung 39 SPBU di jakarta.

Namun dibalik kekurangan supply pertalite yang masih terhitung baru, langkah pertamina mengeluarkan bahan bakar Pertalite ini cukup cemerlang, untuk menjembatani harga pertamina dan pertamax yang berbeda cukup jauh. Langkah berikutnya yang mungkin harus dilakukan pertamina adalah memperbanyak produksi Pertalite, sehingga supply bisa memadai demand yang diminta oleh konsumen pertalite.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun