Sejak gempa dan tsunami tahun 2004 mengguncang Kota Banda Aceh dan Provinsi Aceh, banyak perubahan yang terjadi di kota ini. Kota ini sangat direferensikan sebagai tujuan wisata menyambut liburan akhir tahun 2018 dan menyambut tahun baru 2019.Â
Banda Aceh semakin indah untuk dijadikan salah satu tujuan wisata di ujung Barat Sumatera. Jalan-jalan di perkotaan lumayan bagus pasca gempa dan tsunami.
Punya kesempatan untuk berkunjung ke Kota Banda Aceh pasti sangat menyenangkan. Begitu sampai di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda beberapa waktu lalu, saya langsung bersorak kegirangan dan mengabadikan beberapa momen penting di sepanjang jalan menuju kota Banda Aceh.
Saat melintasi beberapa ruas jalan di Aceh Besar dan melewati kota Banda Aceh, saya melihat kota yang dijuluki Serambi Mekah ini terus berbenah untuk menjadi kota wisata yang diminati wisatawan lokal dan manca negara. Tak banyak yang bisa saya lukiskan saat pertama kali sampai di kota Banda Aceh..
Ada beberapa hotel yang bisa dijadikan pilihan untuk menginap. Keesokan harinya, saat menikmati sarapan pagi di kota Banda Aceh, mobil yang kami tumpangi melaju dari tempat kami menginap di Aceh Besar. P
ersis di Jalan MR Mohd. Hasan Lampeunurut kami berhenti di salah satu warung kopi. Beberapa menu yang kami pilih dihidangkan. Ulee Kareng, pulut bakar, pisang goreng coklat, timphan serta mie aceh. Beberapa teman memesan nasi dan lontong. Yang membuat saya selalu ingin balik lagi ke Banda Aceh adalah keanekaragaman kuliner dan wisata sejarahnya.
Makan malam di Rex Peunayong  (kawasan terbuka di tengah kota) yang sangat ramai dengan pengunjung dari berbagai kalangan. Berbagai sajian kuliner ada di kawasan ini, ada juga penjual souvenir dan oleh-oleh khas Banda Aceh.
Banda Aceh terus berbenah dan melakukan berbagai terobosan. Sebagai salah satu kota Islam tertua di Asia Tenggara, Banda Aceh memiliki objek-objek wisata andalan yang memiliki daya tarik tersendiri.Â
Masjid Raya Baiturrahman adalah salah satu tujuan utama yang tak bisa dilewatkan kalau sudah menginjakkan kaki di kota ini. Sebagai simbol utama Banda Aceh, masjid ini terletak di sebelah Selatan Sungai Krueng Aceh.
Berada di kawasan masjid raya ini, saya berdecak kagum dengan kemegahan gedungnya yang disinari lampu dan ramai dikunjungi oleh umat Islam yang ingin beribadah atau melakukan kegiatan keagamaan.Â