Sejak dulu, tabungan yang pernah saya gunakan adalah Tabungan Bank Rakyat Indonesia. Seiring waktu berjalan, setelah hijrah dan menimba ilmu di kota Medan, beberapa perbankan menawarkan produk dan kemudahan-kemudahan yang mereka miliki. Hingga akhirnya saya menikah dan memiliki dua anak perempuan yang cantik-cantik, saya tidak menyangka kalau akhirnya anak saya yang nomor 2, yang kini duduk di bangku sekolah SMP mendapat beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) dari pemerintah.
Awalnya saya terkejut karena anak saya masuk dalam daftar penerima PIP, selain terkejut saya juga sangat bangga dan gembira. Untuk pencairan dananya, beberapa persyarakat harus dilengkapi. Kemudian saya langsung ke BRI untuk mencairkan beasiswa yang diperoleh. Pada awalnya, proses pencairan tidak harus membawa anak ke bank.
Pada perolehan PIP berikutnya, pihak sekolah menganjurkan agar membawa serta anak ke bank untuk proses pencairannya karena akan mendapatkan Buku Tabungan. Karena merasa berat mengganggu anak saat di waktu jam pelajaran, saya mencoba mencairkan sendiri ke Bank BRI yang ada di Jalan Gatot Subroto Medan.
Petugas bank BRI dengan ramah menanyakan apa keperluan saya. Setelah saya menyampaikan tujuan saya untuk mencairkan beasiswa PIP anak saya yang bernama Jane Abigail Oktari Pardede, pihak bank langsung menyampaikan bahwa proses pencairan harus menyertakan anak yang benar-benar berhak untuk mendapatlkan beasiswa tersebut.
Saya pun kembali menuju sekolah anak saya di kawasan Jalan Sunggal dan menunggunya pulang sekolah. Setelah bertemu, kami kembali menuju bank BRI dengan alamat yang sama. Sampai di sana, kami ambil nomor antrian dan dilayani dengan senyum. Saat giliran anak saya dipanggil, ada beberapa aplikasi yang ditandatangi oleh anak saya. Kenapa?
Ternyata, setelah semua persyaratan dipenuhi dan membubuhi tandatangan di beberapa berkas, anak saya dapat buku tabungan BRI SIMPEL (Simpanan Pelajar). Setelah uang PIP dicairkan dengan menyisakan saldo tabungan, kami pun beranjak pulang.
Saat di perjalanan pulang, saya menanyakan bagaimana rasanya punya buku tabungan BRI SIMPEL, dengan senang hati anak saya berkata, ke depan ia akan rajin menabung.
"Pa, kalau menabung dengan tabungan SIMPEL berarti adek sudah bisa langsung ke bank, ya?" Pertanyaan polos anak saya cukup dijawab dengan anggukan kepala seraya tersenyum.
Saya melihat mimik wajah anak saya sangat senang dan gembira mendapatkan buku tabungan BRI SIMPEL. Yang ada dibenak saya adalah bagaimana untuk membangun semangatnya agar jangan sampai kendur dan turun minatnya untuk menabung.
Berbicara tentang mengajarkan perencanaan keuangan (menabung) kepada anak, bisa jadi gampang-gampang susah. Hal ini tergantung orang tuanya sendiri. Jika orang tua sendiri tidak memiliki keinginan untuk mengajarkannya maka anak yang akan menjadi korban, kelak jika dewasa akan tumbuh menjadi pribadi yang boros dan tidak punya perencanaan keuangan yang baik.
Saya berharap, dengan dipegangnya buku tabungan BRI SIMPEL ini, anak saya akan lebih bersemangat dan mengerti akan arti pentingnya merencanakan keuangan dimasa depan.