Mohon tunggu...
James Martua Purba
James Martua Purba Mohon Tunggu... Konsultan - Digital Cooperative and Financial Enthusiast

Antusias membantu koperasi melakukan inovasi, revitalisasi, modernisasi, digitalisasi. Indonesia dengan gotong royong, kebersamaan dan kekeluargaan semua akan baik-baik saja. *Love GOD, Indonesia and Family* purbajamesnow@gmail.com, https://wa.me/6281321018197

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kisah Poltak dan Koperasi Mahasiswa (KOPMA)

31 Juli 2022   17:40 Diperbarui: 28 September 2022   02:40 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: sumber detik.com

Sempat juga dia berpikir,andai KOPMA sudah digital seperti m-Banking tentu dia tak perlu naik angkot berjalan kaki menuju kantor KOPMA. Cukup dari warteg (wartegnya ada wi-fi pulak) tempatnya biasa ngopi dan jualan online, dapat melakukan transaksi melalui m-Koperasi.

Universitas tempat Poltak kuliah punya 5.000 mahasiswa, maka dengan Simpanan Pokok Rp 50.000 terkumpul uang 5.000 x Rp 50.000 = Rp 250.000.000 (dua ratus  lima puluh juta), lalu simpanan wajib Rp 10.000 (setengah bungkus rokok atau 3 gelas kopi sachet) per bulan terkumpul 5.000 x Rp 10.000 = Rp 50.000.000. 

Jadi ketika Koperasi berdiri sudah tersedia modal Rp 300 juta, cuy ! Berapa banyak mahasiswa yang terbantu? Bisa disalurkan sebagai pinjaman kepada mahasiswa yang sedang terkendala ekonominya, terutama untuk uang kuliah. Kalau pak Rektor tahu situasi ini, apakah beliau akan mendorong agar KOPMA menerapakan teknologi digital ? Atau Pengurus KOPMA sudah punya rencana digitalisasi?

Sejak itu, Poltak bertekad mempelajari filosofi, regulasi,  operasional koperasi dan bagaimana teknologi informasi diterapkan pada koperasi.

Poltak  bertekad, kenapa ada 2 Bank Swasta dan BUMN berdiri di Kampus sedangkan Koperasi  yang sama sama mengelola uang (bahkan barang)  hanya nyempil di pojok dekat kantin? Harusnya kantor KOPMA berdebelahan dengan Bank. Mengapa ada m-Banking, sedang m-Koperasi kurang dikenal? Padahal keduanya hidup di era digital? What happen, aya naon cuy ?

LITERASI KOPERASI RENDAH, LITERASI DIGITAL TINGGI

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki pernah menyatakan bahwa koperasi sangat kurang dimintai oleh anak muda. Sampai-sampai pak Menteri menggandeng Kemendikbud Ristek untuk memperkenalkan koperasi kepada anak muda,  secara digital melalui pilot project.

Tahun 2021 Jumlah koperasi mahasiswa (KOPMA) sebanyak 247 unit dan  hanya 73 KOPMA atau 29,5% yang terbilang aktif (Kemenkop UKM, 2021). Data BPS (2022), jumlah pelajar SMA di Indonesia saat ini adalah 5.095.343 siswa, sedangkan jumlah mahasiswa :  7.665.516 orang.  

Bayangkan seandainya 7 juta mahasiswa kenal filosofi kekeluargaan dan bergotong royong pada koperasi yang diperkenalkan bung Hatta (Bapak Koperasi), berapa Trilyun dana koperasi bisa dimanfaatkan? Dan tentu kesejahteraan meningkat dan  makin banyak menolong masiswa seperti Poltak.

Meskipun memiliki unit simpan pinjam, Koperasi di kampus Poltak sebetulnya terbilang out of date. Model bisnisnya cenderung konvensional mengelola seperti kantin, toko, foto kopi dan kebutuhan mahasiswa lainnya. Padahal sudah banyak model koperasi canggih dan regulatif seperti Koperasi Multi Pihak, Startup Coop ?

Masalah lainnya, pengurus KOPMA sering berganti, apakah karena sudah lulus kuliah dan dapat pekerjaan baru. Apa tidak keren kerja di KOPMA? Padahal jika model bisnis koperasi mau berubah mengikuti kemajuan,termasuk pengorganisasiannya,  juga melakukan digitalisasi maka dipastikan koperasi akan tumbuh pesat dan berkelanjutan (sustain) . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun