Mohon tunggu...
James Martua Purba
James Martua Purba Mohon Tunggu... Konsultan - Digital Cooperative and Financial Enthusiast

Antusias membantu koperasi melakukan inovasi, revitalisasi, modernisasi, digitalisasi. Indonesia dengan gotong royong, kebersamaan dan kekeluargaan semua akan baik-baik saja. *Love GOD, Indonesia and Family* purbajamesnow@gmail.com, https://wa.me/6281321018197

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

RAHASIA : DIGITALISASI Koperasi Karyawan BUMN

27 Juli 2022   13:11 Diperbarui: 2 Desember 2023   13:50 1831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KEMENKOP UKM mentargetkan modernisasi koperasi melalui digitalisasi koperasi sejak tahun 2021 sebanyak 500 Koperasi , demikian juga 2022 dan 2023 sebanyak 500 koperasi. Tak ada update apakah sudah tercapi atau belum.  Yang nampaknya sukses adalah digitalisasi UMKM sebanyak 10 juta UMKM. Dari sisi Pemerintah, nampaknya BUMN (konon harus menghasilkan profit)  bisa menjadi garda depan digitalisasi Koperasi.

Digitalisasi Kopkar BUMN sederhananya,  ada sebuah aplikasi atau super app seperti m-Banking, kita sebut m-Koperasi (mobile Koperasi) BUMN. Pada super apps tersebut bukan hanya transaksi jasa keuangan (simpan, pinjam, PPOB dll) namun disesuaikan dengan produk BUMN tsb. Misalnya m-koperasi PTPN, di dalamnya bisa dilakukan transaksi atau penjualan produk perkebunan.

Baru-baru ini ada peristiwa menarik di dunia koperasi Indonesia ketika 2 orang Menteri :  BUMN dan Menteri Koperasi & UKM ikut meresmikan Koperasi Konsumen Slankops Jurus Tandur. Siapa lagi  kalau bukan Grup band legend SLANK, bersama penggemar/fansnya bergotong royong meningkatkan perekonomian Slankers (penggemar Slank) melalui koperasi digital. Pada situs slankops.id disebutkan bahwa  SLANKOPS adalah koperasi konsumen berbasis digital untuk para Slankers dan generasi muda. Slankops tempat berproses bagi anggota yang ingin menjadi wirausaha mandiri dan tangguh. Koperasi ini dapat menjadi solusi bagi Slankers dalam meningkatkan kemampuan diri untuk ekonomi yang lebih baik.

Ada 3 hal yang menarik :

  1. Koperasi konsumen : Slankops adalah koperasi konsumen, bukan koperasi simpan pinjam (KSP). Koperasi konsumen adalah koperasi yang melaksanakan kegiatan bagi anggota dalam rangka penyediaan barang atau jasa yang dibutuhkan anggota. Pada koperasi ini, angggota memiliki identitas sebagai pemilik (owner) dan sebagai  pelanggan (customer).
  2. Koperasi digital : pendaftaran dilakukan melalui aplikasi web slankops.id dengan simpanan pokok Rp100.000 (sekali) dan simpanan wajib Rp 50.000 (bulanan).  Slankops memiliki 4 bidang usaha, mulai dari barbershop, cucian motor hingga kopi Kopi Potlot, yang ditawarkan  bagi keluarga Slanker yang menjadi Anggota koperasi.  Setelah mendaftar Anggota (Slanker) dapat  berjualan produk dan jasa yang dimiliki (sebagai UMKM).
  3. Koperasi Berbasis Komunitas : Yang dapat menjadi anggota koperasi adalah : WNI, generasi muda umumnya, Slankers khususnya yang berumur maksimal 65 tahun, ingin menjadi wirausaha mandiri, tinggal di wilayah Republik Indonesia. Jumlah  Slankers diperkirakan mencapai 8 juta orang, yang memiliki usaha dan produk/jasa apa saja (UMKM) dapat bergabung menjadi anggota slankops.  Nama besar Slank yang sebagian besar penggemarnya anak muda (milenial) menjadikan image koperasi yang "jadul" menjadi lebih modern dan menjual. Paling tidak muncul pertanyaan koperasi digital apaan tuh?

Tetapi tulisan ini bukan membahas Koperasi Slank. Kehadiran 2 menteri tsb menarik untuk dukungan Pemerintah pada sebuah komunitas entertain (senang-senang dengan musik). Koperasi  nampak keren dan kekinian (modern)  dengan digitalisasi, serta semangat gotong royong dan  kekeluargaan   yang berdampak ekonomi positif bagi Slankers, dapat ditularkan ke lingkungan komunitas karyawan BUMN seluruh Indonesia.

KOPERASI KARYAWAN (KOPKAR) BUMN

Ada komunitas  dan potensi lain yang lebih tertata, yaitu karyawan di lingkungan 44 BUMN dari berbagai bidang usaha, di seluruh Indonesia. Jumlah karyawan BUMN diperkirakan mencapai ratusan ribu dan sebagian besar menjadi anggota pada ribuan KOPKAR primer di masing-masing BUMN, misalnya Kantor Pos , Telkom, PLN .  Sebagai mantan karyawan BUMN dan menjadi Anggota KOPKAR di salah satu BUMN dengan ribuan cabangnya, saya melihat dan merasakan besarnya peran Koperasi Karyawan (KOPKAR) dalam memenuhi kebutuhan masa paceklik (akhir bulan) dan kebutuhan mendesak lainnya. Bukan karena gaji kurang besar, tetapi memang KOPKAR sering jadi  andalan.  Kopkar di BUMN biasanya adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP), yang juga memiliki toko ritel sembako, bukan koperasi  konsumen seperti Slankops. Artinya sebagai KSP maka jumlah uang atau modal (simpan-pinjam) yang berputar pada sebuah KOPKAR cukup besar. Misalnya untuk melayani 500 Anggota KOPKAR  jika masing-masing karyawan meminjam Rp 2.000.000,00 maka perlu tersedia dana sebesar Rp 1 Milyar. KOPKAR harus mampu mengatur pinjaman kepada Anggota dan meningkatkan modal, baik dari Simpanan maupun dari pinjaman bank.

Ada berapa jumlah Koperasi Karyawan di seluruh BUMN di Indonesia ? Saya sudah mencari ke sana kemari, termasuk googling namun belum menemukan jumlahnya. Mengacu kepada jumlah BUMN yang semakin ramping dari 180 menjadi 44 BUMN (Maret 2022), maka diperkirakan jumlah KOPKAR di BUMN  mencapai ribuan. Katakan jumlahnya 2.000 Kopkar (KSP). Menurut situs kemenkopukm.go.id, jumlah koperasi (semua jenis) posisi Desember 2021 sebanyak 127.846 .

Pertanyaan berikutnya, berapa jumlah karyawan pada seluruh 44 BUMN? Sama halnya google belum mampu menyajikan angkanya, maka katakan (asumsi) ada 500.000 karyawan BUMN (bandingkan jumlah PNS mencapai 4 juta (2021). Menurut  situs Kemenkopukm.go.id  jumlah anggota koperasi di Indonesia  per 31 Desember 2021 sebanyak 27.100.372 orang. Jumlah modal sendiri sebesar Rp 91,6 Trilyun dan modal luar sebesar Rp 106,3 Trilyun. Sedangkan total asset Koperasi di Indonesia mencapai Rp 250,9 Trilyun dan menghasilkan SHU sebesar Rp 7,1 Trilyun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun