Mohon tunggu...
Jamesallan Rarung
Jamesallan Rarung Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Kampung dan Anak Kampung

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Magister Manajemen Sumber Daya Manusia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apa itu Kebiri Kimiawi dan Anti Androgen?

28 Mei 2016   00:40 Diperbarui: 28 Mei 2016   00:54 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apa itu Androgen?

Sebelum kita memahami tentang anti androgen, tentu saja kita semestinya memahami terlebih dahulu apa itu androgen. Androgen merupakan hormon utama pada pria. Di dalam sirkulasi darah pria jenis androgen yang terbanyak beredar adalah testosteron yang diproduksi di dalam testis. Adapun mekanisme kerja androgen ini biasanya melalui 2 cara, yaitu pertama dengan cara melalui pengikatan langsung ke reseptor androgen dan yang kedua adalah secara tidak langsung dengan mengkonversi menjadi "dihydrotestosteron" (DHT) dalam jaringan target. Pada saat masih janin di dalam kandungan, hormon testosteron ini bekerja pada saluran genitalia interna (organ kelamin bagian dalam) janin laki laki dan juga pada jaringan otot untuk memacu pertumbuhan. Setelah dewasa, DHT kemudian bekerja secara organ setempat/ lokal untuk mempertahankan maskulinisasi genitalia eksterna dan ciri-ciri seks sekunder, misalnya rambut wajah dan pubis. Adapun jenis-jenis androgen lainnya pada pria antara lain: androstenedione, androstenediol, dehidroepiandrosterone (DHEA) dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA-S).

Apa itu Anti Androgen?

Antiandrogen tentunya bersifat kebalikan dari androgen dan mekanisme kerjanya adalah melawan secara kompetitif prekursor androgen untuk menduduki reseptor hormon tersebut. Sehingga efeknya menghalangi pengaruh biologis dari androgen atau hormon seks pria, caranya dengan menyebabkan terjadinya penyumbatan atau obstruksi jalur distribusi androgen dan atau persaingan untuk proses pengikatan di sel target.

Dengan menghambat kemampuan dari testosteron untuk mengikat ini, maka tentu saja testosteron yang dihasilkan akan menurun atau berkurang, mulai dari target organ kelamin kemudian akan menyebar ke seluruh tubuh. Biasanya para dokter dalam pengobatannya, memberikan anti androgen ini untuk misalnya pada pria adalah penyakit prostat, kebotakan, jerawat yang berlebihan dan pada wanita untuk misalnya hirsutisme (rambut/ bulu tubuh yang berlebihan) dan sindroma polikistik ovarium (PCOS/ poly cystic ovarian syndrome). Penggunaannya juga dapat ditemui pada "transgender-transgeneratif", yaitu terapi pasca pergantian organ seks dari kelamin laki-laki menjadi kelamin perempuan. Begitu juga penggunaannya pada terapi perilaku/ psikologis dalam pengelolaan dorongan atau gairah yang berlebihan, terutama dorongan dan perilaku seks yang tak terkontrol dan berulang-ulang. Nah, pada penggunaan yang terakhir inilah yang saat ini lagi tren dengan istilah "kebiri kimiawi".

Dalam sediaan obat di apotek terdapat dua jenis anti androgen ini, yaitu: anti androgen murni atau nonsteroid dan steroid. Flutamide adalah contoh dari anti androgen murni (non-steroid). Obat ini adalah salah satu yang paling banyak diresepkan dalam pengobatan kanker prostat pada pria dan PCOS pada wanita. Obat yang lain adalah Ketokonazol yang sering digunakan untuk pengobatan anti jamur. Ada juga misalnya finasteride dan dudasteride yang sering digunakan untuk mengobati kebotakan pada pria. Ada juga jenis anti androgen steroid yang sering digunakan untuk diuretika (obat untuk melancarkan air kencing), tapi dalam hal ini digunakan untuk hirsutisme atau pertumbuhan rambut/ bulu yang berlebihan. Obat diuretika ini namanya adalah Spironolakton. Tentunya kita juga tidak boleh melupakan anti androgen alamiah lainnya yang juga merupakan hormon utama pada wanita. Ya, hormon utama wanita yaitu estrogen dan progesteron adalah juga sebagai anti androgen, sering kita temukan sediaannya sebagai obat KB pada wanita.

Adapun efek samping penggunaan anti androgen diantaranya adalah mual/ muntah, diare, penurunan gairah seks, kesulitan ereksi, jumlah sel darah merah yang rendah, pembesaran payudara dan masalah hati. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan osteoporosis (penyakit yang menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah), penyakit jantung dan pembuluh darah karena tingginya kadar lemak dalam darah dan berkurangnya massa otot akibat pemberian lama anti androgen dan tentu saja terjadinya demaskulinisasi (berkurangnya sifat maskulin pada pria). Pada pria dewasa demaskulinisasi ini biasanya tidak permanen, sehingga bisa pulih kembali jika pemberian anti androgen dihentikan, akan tetapi pada janin di dalam rahim, hal ini bisa menyebabkan demaskulinisasi permanen dan kelainan bentuk organ kelamin pria (misalnya hipospadia dan mikropenis).

 Oleh karena itu kontraindikasi untuk diberikan pada wanita hamil. Anti androgen jangka panjang dapat juga menyebabkan percepatan penuaaan pada pria. Sedangkan secara psikologis, pada awalnya bagi para pria yang mengagung-agungkan kemampuan seksualnya, dengan menurunnya gairah seks akibat pemberian anti androgen, dapat menyebabkan putus asa bahkan sampai depresi. Namun ini hanya pada awal-awalnya, dengan kita melakukan tindakan-tindakan yang lain yang berguna dan pengelolaan perilaku yang baik, maka masalah psikologis ini lama kelamaan akan teratasi.

Kaitan Kebiri Kimiawi dan Anti Androgen

Seperti disebutkan di atas tadi, bahwa anti androgen ini dapat juga diberikan pada pengobatan dalam pengelolaan perilaku yang berlebihan, misalnya dorongan seks atau libido yang berlebihan dan atau dorongan tinggi yang berulang-ulang. Adapun obat yang sering digunakan untuk kebiri kimiawi ini adalah sediaan suntikan anti androgen seperti "medroxyprogesterone acetate atau cyproterone".

Kebiri kimiawi ini tentunya diberikan setelah ada diagnosis dari psikiater (dan tentunya putusan pengadilan) bahwa terpidana ini memiliki kecenderungan untuk melakukan perbuatannya berulang-ulang, dimana kemudian barulah pihak kejaksaan akan melakukan proses kebiri. Proses tersebut biasanya akan dilakukan paling kurang dua bulan sebelum sang pelaku dibebaskan dari penjara, hal ini untuk memastikan bahwa efek kerja obat sudah tercapai. Jadi kebiri ini bukanlah merupakan hukuman utama, melainkan adalah hukuman tambahan setelah mendapat hukuman pidana penjara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun