Mohon tunggu...
Jamesallan Rarung
Jamesallan Rarung Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Kampung dan Anak Kampung

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Magister Manajemen Sumber Daya Manusia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Manajemen Pergerakan dan Arah Perjuangan Dokter Indonesia Bersatu (DIB)

2 September 2014   05:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:52 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (kompas.com/shutterstock)

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Kompasiana (kompas.com/shutterstock)"][/caption]

Apakah pergerakan dokter Indonesia, khususnya Dokter Indonesia Bersatu (DIB) telah tertata dengan baik? Perlukah pergerakan dokter Indonesia menerapkan sistem manajemen yang kompetitif, baik dalam pengaturan organisasi ke dalam maupun pengorganisasian gerakan ke luar, dalam hal ini kepada otoritas penyelenggara sistem pendidikan kedokteran maupun terhadap otoritas profesi kedokteran dalam menjalankan pelayanan ilmu kedokteran di masyarakat?

Pertanyaan-pertanyaan pembuka tersebut di atas, selalu menggelitik pikiran maupun rasa kegalauan saya dalam pemahaman tentang esensi nilai pergerakan maupun perjuangan profesi dokter itu sendiri. Banyak terlintas pemikiran tentang strategi dan daya upaya untuk mencapai peningkatan taraf profesionalitas maupun kesejahteraan dari diri saya pribadi maupun bagi para teman sejawat.

Setelah berlepotan pikiran saya dengan banyak hal, yang ternyata sia-sia belaka atau dengan kata lain tak menunjukkan hasil yang signifikan dalam pemecahan masalah di atas. Akhirnya, saya berbalik kembali pada awal semuanya dimulai. Tak ada suatu organisasi ataupun institusi, baik besar atau kecil yang dapat berhasil mencapai tujuannya, apakah itu tujuan antara maupun tujuan utamanya, tanpa melakukan suatu tata kelola atau pengaturan institusi tersebut mulai dari hal yang sederhana sampai yang paling rumit.

Awal pengaturan tentunya dimulai dari organisasi dasar dalam bentuk yang terstruktur dan terbagi dengan jelas peran dan kerja masing-masing komponen ("job description"). Berbicara tentang pergerakan DIB ternyata saya menemukan, bahwa masih perlu disusun dengan lebih terperinci kewenangan ataupun tanggung jawab masing-masing komponen pembentuk struktur bangunan organisasi DIB itu sendiri. Sistem manajemen yang terfokus dan arah yang jelas sangat diperlukan dalam kelangsungan pergerakan dan perjuangan DIB ke depan.

Saat ini, bangunan organisasi DIB sebenarnya sudah berdiri, namun masih compang-camping dan tambal sulam. Hal ini terlihat dari masih adanya "kebingungan" dalam peran masing-masing individu (aktivis maupun simpatisan), untuk memposisikan dirinya dalam satu tugas atau pekerjaan. Terlihat masih adanya "tumpang-tindih" dan "borongan" tugas yg sering mengakibatkan hanyalah individu-individu tertentu yang terlihat sangat aktif dan yang lain seperti terkubur dengan rasa segan untuk mendahului ataupun enggan untuk terlalu menonjolkan diri, terlepas dari masih banyak yang merasa "cukup" untuk menjadi simpatisan saja, dengan pemikiran realistis bahwa sulit untuk meninggalkan kesibukkannya dan merasa dengan mendukung secara moral dan doa itu sudah membantu, tak ada yang salah dengan hal ini. Namun, jika tidak diperbaiki dan tidak dirancang strategi yang cepat dan tepat, maka hal ini akan menyebabkan "mesin" pergerakan dan perjuangan DIB akan bergerak lambat.

Langkah-langkah strategik yang perlu diambil, misalnya sudah saatnya membentuk kepengurusan yang lebih jelas dan mulai mengurai satu-demi satu "job description" masing-masing komponen pembentuk. Alangkah lebih baik juga jika telah ada tempat (kantor), biarpun kecil tetapi beralamat jelas, hal ini sangat penting dalam pengaturan komunikasi dan informasi, supaya terpusat dan jelas mau dikirim ke mana surat ataupun informasi. Tentunya juga tidak lupa disusun dalam bentuk buku ataupun edaran tertulis tentang visi, misi maupun dasar dan pengaturan organisasi, agar supaya ada panduan yang terdokumentasi dengan baik dan mudah untuk diperbanyak, karena tak cukup hanya ada di "medsos" ataupun "online".

Salah satu keuntungan utama dari penataan hal sederhana di atas tadi adalah dapat dengan mudah menjalankan manajemen keuangan dan akan meningkatkan tingkat kepercayaan para anggota dan simpatisan untuk menyumbang. Yang terakhir tentunya mulai didata siapa anggota aktif dan diberikan "ID card", disamping tentunya juga mulai dipikirkan tentang "legal standing" (minimal tercatat sebagai organisasi yang legal).

Setelah hal tersebut di atas terbentuk dan tersusun dengan baik, maka tugas selanjutnya adalah melakukan kaderisasi dan pelatihan baik dari segi perekrutan dan pembinaan anggota maupun kepemimpinan. Dengan demikian organisasi ini sudah bisa untuk menatap ke depan sebagai salah satu bangunan penyeimbang bagi perbaikan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia serta menjadi suara pembaharu dalam hal perlindungan bagi masyarakat Indonesia melalui peningkatan standar kompetensi dokter Indonesia.

Semoga dengan perbaikan dan pemerataan pelayanan kesehatan di Indonesia, maka para dokter Indonesia makin siap untuk menghadapi era pasar terbuka Asia yang akan dimulai pada tahun 2015 nanti. Persaingan akan makin sengit yang nantinya dapat menyebabkan "perkelahian" dan "perselingkuhan" bukan hanya antar dokter Indonesia, tetapi juga dengan dokter asal dari negara lain yang akan membanjiri bumi Nusantara ini.

Mau tidak mau DIB harus siap untuk menjadi "katalisator" dalam melakukan sinkronisasi terhadap permasalahan hukum kesehatan yang akan terjadi nanti, karena bukan tidak mungkin akan terjadi perbedaan prosedur tindakan dan masalah hukum antar dokter Indonesia dengan dokter asal dari negara luar.

Pada akhirnya, rakyat Indonesialah jua yang akan menjadi "user" sekaligus sebagai "supervisor" dari para dokter yang melakukan pekerjaan medis mereka. Karena yang paling merasakan akibat dari perbaikan dan evaluasi terus menerus kualitas pelayanan dan kompetensi dokter adalah rakyat. Semoga rakyat Indonesia mendapatkan pelayanan yang terbaik.

Viva Dokter dan Rakyat Indonesia!!!

Bravo DIB!!!

● James Allan Rarung, dr., SpOG, MM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun