Memperhatikan kurva epidemiologis covid-19 Nasional, polanya hampir seragam dengan trend global, bahwa terjadi peningkatan kasus setiap periode tiga sampai empat bulan. Cuma untuk angka positif  pada periode Juni sampai Agustus 2021, menunjukan peningkatan yang eksponensial, bersamaan dengan jumlah kematian. Puncak kurva pada tanggal 14 Juli 2021 tercatat 54.517 kasus perhari jauh lebih tinggi dari puncak kurva tanggal 29 Januari 2021 yaitu 13.802 kasus.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau yang dikenal dengan PPKM, Vaksinasi, dan gencarnya kegiatan Tes, Lacak dan Isolasi  atau TLI diyakini sangat berpengaruh pada angka-angka yang tertera pada kurva epidemiologis covid-19. Bahwa didapatkan adanya peningkatan temuan kasus, akan tetapi terdapat peningkatan angka sembuh yang cukup tinggi pula.
Sebagai awam dalam statistik epidemiologis, hanya melihat dari sisi peluang berdasarkan trend yang ada dimana terdapat siklus empat bulanan yang menjadi penanda bagi pemerintah dan masyarakat untuk menyusun strategi penanganan semakin hari semakin terpusat dan fokus yang lebih jelas dan mulai membuka kegiatan-kegiatan yang dibatasi selama pandemi ini.
Beberapa ahli bahkan telah meramalkan akhir dari pandemik ini dan berubah menjadi hiperendemik, dimana mau tidak mau kita tidak akan berpisah dengan virus covid ini karena proses mutasi virus yang memicu terbentuknya varian- varian terbaru dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Kenyataan ini tentunya memerlukan intervensi program  dan pengetatan penerapan protokol kesehatan yang harus membudaya dan bahkan menjadi gaya hidup.
Sektor sensitif yang terpengaruh dengan pembatasan kegiatan seperti industri kepariwisataan, tentunya perlu melihat peluang ini untuk melakukan penyusunan program dan strategi agar bisa kembali eksis dalam mempresentasikan daya tarik wisata  yang sempat mati suri di masa pandemi.
Perubahan segmen dan metode pemenuhan  berwisata tentunya perlu disikapi oleh pihak penggiat pariwisata baik swasta, pemerintah desa, maupun oleh administrator pariwisata daerah atau Dinas Pariwisata di Kabupaten Kota.
Mass tourism pelan-pelan harus diolah menjadi special interest tourism, karena jika konsentrasi pada pengelolaan destinasi yang melibatkan banyak pengunjung maka tentunya akan berkontribusi besar pada penyebaran covid-19.
Spot instagenic pada destinasi yang punya atraksi alam yang indah menjadi buruan wisatawan milenial, dan eksplorasi "surga tersembunyi" menjadi tujuan utama wisatawan ber-budget tebal yang tentunya akan rela mengeluarkan biaya lebih asal mendapatnya special experience dari surga dimaksud.
Destinasi dengan tema khusus yang memanjakan  wisatawan tertentu seperti para diver yang tentunya akan mencari pengalaman baru di lokasi dimana terdapat terumbu karang alami dan belum terjamah dengan keanekaragaman hayati berupa biota laut yang tidak ada di belahan benua lain tentunya akan menjadi nilai jual lebih.
Atau destinasi yang punya atraksi flora dan fauna spesial yang hanya ada di tempat dituju akan membuat nilai penawaran destinasi akan semakin tinggi. Apalagi ditambah dengan suguhan atraksi budaya lokal yang unik dan dikemas berbeda tentunya akan membuat wisatawan akan rugi jika stay dalam jangka waktu singkat.