Mohon tunggu...
James Panggabean
James Panggabean Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pemikir

Pembaca dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaknai Hari Valentine

15 Februari 2016   09:40 Diperbarui: 15 Februari 2016   10:28 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak terasa bulan Februari di tahun 2016 yang  sedang dijalani akan selalu diingat dalam pemikiran setiap orang bahwa bulan Februari tepatnya pada tanggal 14 merupakan hari kasih sayang. Setiap orang di negeri ini bahkan di dunia sangat mengetahui akan setiap tanggal 14 Februari merupakan hari kasih sayang yang dilakukan dengan penukaran kado, coklat dan sebagainya kepada kekasih masing-masing. Namun, apakah selama ini kita memaknai hari valentine dengan baik dan tidak melanggar norma yang ada? Hal ini memperhatikan sebagian para pemuda saat ini sangat banyak yang salah memaknai hari Valentine. Dimana ketika hari Valentine, pasti akan sangat banyak pula terjadinya pelanggaran terhadap norma yang ada. Sehingga penulis mempertanyakan kembali, apakah yang harus kita ambil dari tanggal 14 Februari sebagai hari kasih sayang?  Sebagian masyarakat sudah mengetahui penetapan tanggal 14 Februari sebagai hari kasih sayang dikarenakan ada nilai perjuangan seseorang massa itu sehingga dikenal dengan hari valentine karena ada nilai yang kita dapatkan dengan perjuangan seseorang dalam memperjuangkan haknya.

Penulis mencoba memaparkan sebagian asal-usul bagaimana hari Valentine tersebut muncul dan hingga sampai saat ini kira merasakannya. Valentine merupakan nama dari seorang Pendeta yang hidup di Roma pada abad ke III. Dimana pada masa kehidupan St. Valentine hidup di zaman kerajaan yang dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal sebagai Kaisar yang sangat kejam dan berambisi memiliki pasukan militer yang besar. Ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamnya, namun keinginan sang Kaisar kurang mendapat dukungan dari beberapa pihak. Dan salah satu faktor banyaknya kaum pria tidak terlibat di dalam pasukan perang Kaisar Claudius dikarenakan kaum pria enggan terlibat di dalam peperangan yang dapat menjauhkan mereka dari keluarga dan kekasih mereka. Dan ketika itu Kaisar Claudius mengetahui banyaknya kaum pria yang menolak karena alasan tidak mau meninggalkan keluarga dan kekasih mereka, kaisar Claudius sangat marah dan memerintahkan pejabat-pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.

Pada saat itu, Kaisar Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah maka dengan senang hati mereka akan bergabung dengan militer. Sehingga saat itu pula Kaisar Caludius melarang adanya pernikahan, dengan suatu harapan kaum pria dapat bergabung ke pasukan militer. Namun ide dari kaisar Caudius digagalkan oleh St. Valentine untuk menolak ide pemerintahan Kaisar Claudius. Dan dengan tanpa rasa takut, Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai Pendeta dengan menikahkan para pasangan yang saling mengasihi.   Dan berdasarkan laporan dari para pejabat Kaisar Claudius, hal ini membuat kemarahan yang sangat besar bagi Kaisar Claudius dan memberikan suatu peringatan keras terhadap St. Valentine. Namun St. Valentine tetap saja menentang peringatan keras sang Kaisar  dan tetap memberkati pernikahan. Dan pada suatu malam ketika St. Valentine memberkati pernikahan sepasang kekasih tertangkap basah oleh sang kaisar Claudius dan memrintahkan prajuritnya untuk menangkap St. Valentine, dijebloskan ke penjara dan divonis hukuman mati dengan cara dipenggal kepala.

Namun di kala St  Valentine dipenjara dan divonis hukuman mati, bukannya dihina oleh masyarakat Roma. Dukungan masyarakat terus menerus bagi St. Valentine dengan melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara dimana St. Valentine ditahan. Di masa penahanan St. Valentine di penjara dan menunggunya hari kematiannya, ada salah satu orang yang percaya pada cinta kasih yang dilakukan St. Valentine dan orang tersebut ialah putri penjaga penjara. Dan pada saat itu putrinya meminta kepada ayahnya untuk dipertemukan kepada St. Valentine dan ayahnya mengizinkannya untuk berbicara. Sang gadis tersebut menumbuhkan kembali suatu semangat baru bagi St. Valentine dan sang gadis sangat setuju bahwa St. Valentine melakukan hal yang benar. Dan tepat pada tanggal 14 Februari di masa itu hari kematiannya tiba, St. Valentine dipenggal kepalanya. Dan di saat sebelum kematiannya, pada tanggal tersebut St. Valentine menuliskan sebuah pesan untuk gadis tersebut dengan menuliskan “Dengan Cinta dari Valentinemu”. Dan dengan pesan itulah yang kemudian mengubah segalanya sehingga setiap tanggal 14 Februari sebagai hari kasih sayang. Dan St. Valentine dikenal sebagai pejuang cinta.

Banyak hal yang dapat kita ambil dari kisah tersebut dan kita jalani di hari Valentine saat ini untuk kedepannya agar kita tidak salah mengartikan dan menyalahgunakan akan makna dari kasih sayang tersebut. Kasih sayang yang tidak selamanya hanya untuk kekasih namun kasih sayang selalu diberikan untuk keluarga, masyarakat, bangsa dan negara demi kebersamaan dalam kerukunan. Tanpa kita sadari dengan melihat dari pengalaman dari tahun sebelumnya, sangat banyak sekali kaum pemuda yang salah mengartikan hari Valentine dengan melakukan hubungan yang tidak baik terhadap sesama sehingga menjadi kekhawatiran terjadinya hal yang merugikan kepentingan bersama. Hal ini yang sangat mengganggu dan merusak akan makna dari kasih sayang tersebut. Kasih sayang tidak dapat diartikan dengan perbuatan yang menyakiti persaan antar sesama namun kasih sayang yang diartikan bagaimana kita mengasihi orang yang kita kasihi tersebut dengan ketulusan hati sebagaimana setiap agama mengajarkan untuk saling mengasihi dan menghormati antar sesama.

Memaknai dan menjalani hari Valentine dapat kita lakukan dengan suatu hal yang positif dengan orang yang kita kasihi dengan memberikan yang terbaik baik perilaku dan sikap yang baik. Dan hal inilah yang sebenarnya dicita-citakan oleh pendiri bangsa ini, agar kiranya kita sebagai makhluk sosial untuk saling mengasihi antar sesama untuk menjauhi keegoisan dan keemosionalan yang menimbulkan kekerasan antar sesama. Hari Valentine yang diidentikkan dengan hari kasih sayang bukan hanya pada tanggal 14 Februari saja namun disetiap waktu pun kita harus memberikan makna sebenarnya dari kasih sayang tersebut terhadap sesama manusia dan negara ini dengan tuntunan agama dan kepercayaan yang kita anut. Semoga makna hari kasih sayang tidak disalahartikan dan hari kasih sayang bukan pada tanggal 14 Februari saja namun setiap hari merupakan hari kasih sayang dengan tuntunan agama dan kepercayaan dalam diri kita untuk membangun kehidupan sosial dan bangsa yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun