Mohon tunggu...
Djohan Chan
Djohan Chan Mohon Tunggu... Jurnalis - Pernah menjadi Redaktur di beberapa Media Cetak dan Elektronik, pernah memjadi Pemimpin Redaksi dibeberapa Media Cetak dan Elektronik

Hoby membuat berita, merangkum berita, membuat ulasan berita, menyunting dan menyusun berita, membuat artikel tulisan. Mempublikasikannya ke publik, sebagai edukasi. Yang baik pantas untuk ditiru, yang jelek, pantas untuk dihindari. Saling mengingatkan sesama manusia itu penting, karena manusia tidak luput dari kehilapan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Cara Mendidik Anak Balita yang Baik

12 Februari 2022   03:00 Diperbarui: 12 Februari 2022   03:11 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak adalah titipan tuhan, sejak usia 3 tahun wajib diarahkan dan dibina oleh kedua orangtuannya, agar punya budi pekerti, sopan santun. Dengan sistem dan cara yang bisa dipahami oleh sang anak, sesuai dengan daya tangkap otaknya.

Contoh semisalnya dengan cara lemah lembut, sambil tersesum memberikan arahan kepada sang anak. Agar ia bisa mengerti, walaupun secara bertahap. Mulai dari cara membersihakn tubuh diwaktu mandi, buang air besar, cara mengenakan pakayan, cara sebelum dan sesuah makan, hingga sopan santun bicara pada lingklungan keluarga.

Dalam seusia itu, otak sang anak mulai berkembang, dalam bentuk apapun yang ia lihat, akan mudah diserap dan ditirunya, tanpa menyadari baik atau buruk dari sikap tersebut. Untuk itu sebagai orangtua perlu mengajarkannya dengan berperilaku yang baik.

Untuk itu, orangtua wajib mengarahkan dan memberi contoh yang baik dan benar. Karena diusia tersebut, sang anak mudah meniru prilaku orang-orang terdekat yang dilihatnya. Untuk itu, hindari seperti bertengkar, berkata kasar, "main pukul," dan sang anak jangan dibiasakan untuk menakut-nakutinya.

Kalaupun sang anak melakukan perbuatan yang benar, maka berilah dia pujian atau ciuman. Begitupun sebaliknya, jika ada kesalahannya, sang anak jangan dipukul dan dimarahi. Berikan ia penjelasan dengan kasih sayang.

Mendidik atau mengarahkan anak dengan kata-kata kasar, dan dibentak, apalagi dengan kekerasan. Justru sang anak merasa jadi ketakutan dan bisa berdampak buruk bagi perkembangan otak maupun psikologisnya.

Dari itu, binalah prilaku anak dengan sabar, agar percaya diri, dan rasa nyamannya sang anak sejak balita. Karena pada usia balita, prilaku dan rasa keinginan anak untuk bebas melakukan hal sesukanya cukup tinggi.

Menurut profesor psikologi dari University of Vermont, Rex Forehand, Heinz, dan Rowena Ansbacher. Sebagai orangtua  perlu menciptakan suasana yang kondusif, saat mendidik anak mereka. Sebagai orangtua tidak boleh menghukum, memarahi anaknya yang berlebihan, pada saat melakukan kesalahan, tetapi alihkanlah perhatian sang anak pada aktivitas yang lebih baik. Sehingga ia tidak terasa dan tidak terfokus pada prilaku dari kesalahanitu.

Pada Usia 3 tahun, si Kecil sudah dapat membedakan benda miliknya dengan benda orang lain. Untuk itu, anak balita usia 3 tahun, mulailah diajarkan disiplin. Contoh semisalnya, benda yang habis digunakan oleh sang anak bermain, sang ibu bisa menyarankan kepada si Kecil untuk merapikan atau menyimpan mainannya pada tempat yang sudak disediakan oleh sang ibu.

Selain itu, si anak juga perlu diarahkan dan dididik sejak dini, untuk belajar makan sendiri, dengan menggunakan alat makan sederhana, dan memberikan jadwal tidurnya. Hal ini penting untuk dilakukan. Selain untuk kesehatan, juga mengajarinya untuk disiplin.  

Tata krama, sopan santun, seperti memanggil seseorang dengan Tante, Oom, Nenek, Kakek. Merupakan budi pekerti yang juga perlu diajarkan sejak dini, pada anak usia 3 tahun. Termasuk berbagi kasih, contoh semisalnya pada saat Mama memberikan makanan berupa roti, misalnya. Kebetulan disaat itu ada anak kecil lainnya, maka Mama berikan roti itu kepada anaknya, dan anjurkan untuk membagi makanan tersebut kepada teman yang ada didekatnya.  

Dalam mendidik anak, orangtua harus bisa menggunakan siasat, dengan sabar dan hindari dari ke cenderung marah-marah atau kekerasan, seperti menjewer, memukul, atau membentak. Hal itu bisa membuat anak semakin membangkang dan bandel. Di sini ajaklah anak anda bersikap tenang, berikan ia  pemahaman. Hindari membentak atau memarahi si kecil, saat dia tidak mau disiplin.

Pasalnya, pada usia 3 tahun perkembangan dan pertumbuhan si kecil sudah mulai bisa menyebut namanya sendiri, diajari untuk menghitung, menggambar. Dengan pola asuh yang disesuaikan dengan usianya, agar si anak bisa cerdas, aktif, dan mandiri.

Dalam seusia 3-5 tahun, kecendrungan emosi anak lebih tinggi, atau yang lebih dikenal dengan nama " Tantrum." Namun demikian, kalangan dunia medis menganggap, " Tantrum" adalah sebuah hal yang normal dalam tahap perkembangan anak seusia itu, dan tidak perlu dipersoalkan.

Tetapi, sebagai orangtua tidak hanya wajib merawat, ataupun membesarkan sang anak. Namun juga mendidiknya dengan baik. Maksud tujuannya agar anak Anda menjadi anak yang pintar, cerdas, berakhlak, baik dalam hal berbudi pekerti, dan santun. Dimana pada umur tersebut, otak anak masih dalam tahapan perkembang, perlu pembinaan.

Sebagai orangtua perlu memperhatikan diri si anak, baik dalam hal asupan nutrisi yang sehat dan seimbang, mengajarkannya berperilaku baik, dengan memberi contoh yang baik dan benar. Karena, anak di usia ini, sangat mudah meniru sikap dan prilaku orang terdekatnya.

Dengan cara penuh cinta dan kasih sayang, tutur kata lemah lembut, membuat diri sang anak, akan mendengarkan saran dan nasihat dari orangtuanya. Apabila mendidik anak dengan cara kekerasan, justru perkembangan otak anak akan berdampak buruk, bagi psikologisnya (Djohan Chaniago).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun