Mohon tunggu...
Jamastuti
Jamastuti Mohon Tunggu... Guru - Ibu pembelajar yang selalu berusaha melawan rasa malas.

Perempuan yang menulis untuk menuntaskan kegelisahan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyelami Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

3 September 2023   11:09 Diperbarui: 3 September 2023   11:21 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru sebagai fasilitator yang mensupport murid untuk mengembangkan dirinya sehingga kelak ia menjadi manusia utuh yang merdeka. Yaitu manusia yang hidupnya lahir batin tidak tergantung pada orang lain tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.

Sumber: Gurusiana
Sumber: Gurusiana

Dalam salah satu tulisannnya beliau menjelaskan tentang istilah 'dasar-jiwa' yaitu keadaan jiwa yang asli menurut kodratnya sendiri dan belum dipengaruhi oleh keadaan di luar diri. Dengan kata lain, keadaan jiwa yang dibawa oleh anak ketika lahir di dunia. Sang anak memiliki unsur tabiat dalam diri yang menyertai ketika lahir ke dunia.

Dalam hal ini Ki Hadjar Dewantara cenderung menganut teori aliran yang terkenal dengan nama convergentie-theorie. Teori ini mengajarkan, bahwa anak yang dilahirkan diumpamakan sehelai kertas yang telah ditulisi penuh, tetapi masih suram. Masih menurut aliran ini, Pendidikan memiliki kewajiban menebalkan segala tulisan yang suram dan yang berisi baik, agar kelak nampak sebagai budi pekerti yang baik. Serta membiarkan tulisan yang mengandung arti jahat, agar jangan sampai menjadi tebal, sehingga makin suram dan hilang.

Menurut convergentie-theorie, watak manusia itu dibagi menjadi dua bagian yakni bagian yang berhubungan dengan kecerdasan angan-angan atau pikiran (intelek) serta dapat berubah menurut pengaruh pendidikan atau keadaan. Kedua, dinamakan bagian yang biologis, yakni bagian yang berhubungan dengan dasar hidup manusia (bios = hidup) dan yang dikatakan tidak dapat berubah lagi selama hidup.

Yang disebut intelligible yang dapat berubah karena pengaruh misalnya kelemahan pikiran, kebodohan, kurang baiknya pemandangan, kurang cepatnya berpikir dan sebagainya. Dengan kata lain, keadaan pikiran, serta kecakapan untuk menimbang-nimbang dan kuat-lemahnya kemauan. Bagian yang disebut 'biologis' yang tak dapat berubah ialah bagian-bagian jiwa mengenai 'perasaan' yang berjenis-jenis di dalam jiwa manusia. Misalnya, rasa takut, rasa malu, rasa kecewa, rasa iri, rasa egoisme, rasa sosial, rasa agama, rasa berani, dan sebagainya. Rasa-rasa itu tetap pada di dalam jiwa manusia, mulai anak masih kecil hingga menjadi orang dewasa.

Sumber: Mikirbae.com
Sumber: Mikirbae.com

Selanjutnya yang tak kalah penting menurut Ki Hadjar Dewantara adalah Pendidikan budi pekerti. Ini mengingatkan saya pada sabda Nabi Muhammad SAW yaitu : 'Innama bu'istu liutammima makarima al-akhlak" yang artinya : "sesungguhnya aku (nabi)  diutus untuk menyempurnakan akhlak / budi pekerti". Dalam agama yang saya anut (islam) akhlak atau budi pekerti merupakan bagian sangat penting. Bahkan dalam literatur klasik dikenal istilah "Al-adabu fauqo al- ilmi" Budi pekerti didahulukan (untuk diajarkan) sebelum ilmu.

Ki Hadjar Dewantara sendiri mengatakan bahwa ada perbedaan arti antara Pendidikan dan pengajaran. Pendidikan lebih kepada tujuan untuk memerdekakan batin (saya cenderung memaknaninya sebagai Pendidikan etika/ akhlak) sementara pengajaran memiliki tujuan memerdekakan lahir (saya memaknainya sebagi kemerdekaan kognitif/pengetahuan)

Di akhir tulisan ini saya berharap, pengetahuan  saya  terus bertambah seiring program guru penggerak yang saya ikuti. Saya yakin kegiatan ini akan membuka cakrawala berpikir saya menjadi lebih terbuka, sehingga saya mampu membersamai murid-murid dengan lebih bijak, lebih sayang, dan lebih sabar, tidak egois dan merasa paling benar sendiri sebagai seorang guru. Semoga saya mampu melejitkan potensi murid-murid menjadi pribadi yang sukses dan berkarakter. Aamiin. Wallahu A'lam Bis Showwab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun