Mohon tunggu...
Jasama
Jasama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pihak netral

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Toxic Parenting Pelaku Utama Penghambat Potensi Anak

27 September 2023   19:47 Diperbarui: 27 September 2023   20:58 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Peran orang tua dalam membimbing anak sangat penting untuk masa depan anak tersebut. Jika peran tersebut dijalankan dengan baik maka sang anak akan bisa mengeluarkan semua potensi yang ada dalam dirinya. 

Sebaliknya, jika orang tua gagal atau tidak bisa memberikan bimbingan yang baik kepada anak bisa berakibat fatal untuk kedua pihak. Tentu dari pihak orang tua dan pihak anak menginginkan yang terbaik. Tapi, tidak jarang yang diinginkan orang tua bertentangan dengan keinginan anak dan mengakibatkan potensi atau kemampuan anak menjadi terpendam, kemudian tidak bisa mencapai potensi tertinggi yang dimiliki dan mengacu pada toxic parenting

"Kalo orang lain bisa, kenapa saya tidak?". Pasti terdengar tidak asing bagi kita semua, kalimat tersebut sering digunakan sebagai kalimat motivasi untuk mencapai sebuah kesuksesan. 

Namun kalimat tersebut juga sering disalah artikan oleh banyak orang tua dalam mendidik anak. Mungkin untuk beberapa orang tua, membandingkan anak kita dengan anak orang lain bisa saja menjadi salah satu cara untuk memotivasi anak kita agar terus berkembang menjadi lebih baik. 

Tapi itu semua tidak sepenuhnya benar. Banyak terjadi kasus, dimana anak yang sering dibandingkan dengan anak lainnya akan merasa tertekan dengan ekspektasi dari orang tua yang berlebih. 

Sebagai contoh, Seorang anak yang memiliki minat dan bakat dalam dunia musik, dipaksa orang tua untuk mendalami materi-materi seperti matematika, fisika maupun kimia yang anak itu kurang minati. Itu membuat potensi terbesar yang dimiliki anak akan terpendam.

Tidak ada anak yang memiliki bakat dan keterampilan yang sama dengan anak lainnya. Hal ini terjadi karena anak adalah seseorang yang unik dan mempunyai potensi tersendiri. Maka dari itu para orang tua harus bisa mengetahui dan memahami bahwa seorang anak mempunyai keistimewaan masing-masing dalam dirinya. 

Tentu, semua orang tua mengharapkan semua yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun, dengan memaksakan kehendak pribadi tanpa memikirkan apa yang anak itu sendiri inginkan.

Terkadang orang tua menjadi lupa bahwa anak memiliki keinginan mereka sendiri dan juga sering mengkritik secara berlebihan keputusan atau kegiatan yang sang anak ikuti. 

Seperti mempermasalahkan sang anak lebih sering membaca novel ketimbang membaca buku yang memuat materi pembelajaran atau selalu mempertanyakan jurusan apa yang ingin diambil nanti kedepannya kemudian memperdebatkannya karna tidak sesuai dengan harapan orang tua. Jika sudah mengkritik seperti ini, pasti ujung-ujungnya akan membandingkan anak tersebut. 

Membandingkan dengan anak saudara maupun tetangga yang memiliki prestasi atau bakat yang tidak sang anak miliki. Jika orang tua terlalu sering membandingkan anaknya. Maka anak tersebut merasa tertekan, kecewa, bahkan bisa sampai membenci orang tua sendiri. Bukannya memotivasi si anak, malah akan menjadi bumerang kepada orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun