Mohon tunggu...
Randi Erika Jamarun
Randi Erika Jamarun Mohon Tunggu... -

perkenalkan nama saya Randi Erika Jamarun, seorang pelajar sman 1 sijunjung, saya tinggal di nagari silantai kecamatan sumpur kudus, yaitu kampung asli dari penulis sekaligus tokoh bangsa yait u Bapak Syafi'i Maarif , saya ingin menjadi seorang jurnalis maupun penulis terkenal, sekian perkenalannya terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

PHP (Dibalik Alasan Kenapa Mereka Harus PHP)

3 Maret 2015   03:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:15 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika itu ternyata Mery sedang menunggu ojek untuk pulang kerumahnya, dia dari tadi belum mendapatkan ojek, sementara jam sudah menunjukan pukul setengah lima, mery yang waktu itu akan membantu ibunya dirumah karena akan ada acara keluarga, dan akhirnya ojek langganan Mery pun datang, tukang ojek itu adalah Bapak-bapak yang dibantu oleh Rangga tadi,

"Kenapa lama sekali sih pak" dengan mengeluh Mery berkata, " maaf neng tadi motor saya rusak, untung dibantuin sama temen neng yang sama sekolah disini, "ha?? satu sekolah? siapa tu pak", " ooh dia tu pemuda SMA ini yang sering bawa sepeda kesekolah ini neng ". Mery pun berfikir sejenak, disekolah ini hanya satu orang yang sering bawa sepeda, yaitu Rangga.

Setiap hari pun Mery melewati malamnya dengan perasaan penasaran terhadap pemuda bersepeda tersebut, dia terus memperhatikan disekolahnya setiap pagi siapa yang memakai sepeda putih yang selalu terawat itu. Suatu ketika Mery menanyakan kepada temannya dan temannya pun tau bahwa itu adalah anak X.E yang bernama Rangga dia dikenal cuek di sekolah itu.

Hal ini semakin membuat Mery penasaran , dan ingin mengetahui pemuda itu, tapi tindakan tersebut tak pantas untuk seorang wanita. Pendekatan lebih baik dilakukan awal oleh laki-laki. Ketika Rangga sedang membuka Facebook, dia melihat pemberitahuannya dipenuhi info jurnalistik, dia pun membuka pemberitahuan tersebut. ternyata itu adalah info tentang pembuatan mading SMA, ternyata itu info dari Mery yang waktu itu baru dilantik sebagai ketua baru organisasi  Jurnalistik Sekolah. demi kepentingan info lebih lanjut Rangga mengirim pesan kepada Mery untuk menanyakan jadwal pengumpulannya, Mery yang selalu On menjawab dan merasa heran dan curiga bahwa Rangga ini adalah laki-laki waktu itu. Mereka pun chat lama-kelamaan menjadi seru karena mereka sama-sama humoris.

Keesokan harinya mereka saling bertemu di sekolah dalam membahas  kegiatan jurnalistik yang akan mereka laksanakan, hari-haripun telah dilewati dan merekapun smsan satu sama lain, sampai datang suatu ketika Rangga jatuh cinta kepada Mery. Hal yang sulit Rangga rasakan selama ini akhirnya dia temukan pada sosok seorang Mery, memang waktu itu Mery merupakan sosok yang sempurna bagi Rangga, Mery selalu perhatian kepada Rangga, selalu ada saat Rangga kesepian, Mery memiliki semua kriteria yang laki-laki idamkan dari wanita yaitu baik, perhatian, pengertian, menerima pasangannya apa adanya, memotivasi saat Rangga terpuruk. Hal itu sangat membuat Rangga tergila-gila padanya, saat mereka PDKT sudah hampir 1 bulan, Mery tak sedikit pun berubah, dia masih setia menemani Rangga dan tak jenuh menunggu hal yang dinantikan Mery selama ini yaitu Rangga peka kepadanya.

Suatu hari saat mereka sudah lama PDKT tetapi Rangga tak kunjung menyatakan perasaanya kepada Mery, hal itu dikarenakan Rangga masih gugup dan tak berani menyatakan perasaan tersebut, bukannya Rangga tak suka dan tak cinta kepada Mery tetapi karena Rangga tak tau bahwa Mery juga mencintainya. Disisi lain Mery masih menunggu keseriusan Rangga, dia masih tak tau apakah Rangga benar-benar suka kepada dia atau tidak, tetapi kedekatan dan kebaikan Rangga membuat dia percaya diri bahwa Rangga juga mencintainya, Mery masih menunggu kepekaan seorang laki laki, tak mungkin rasanya dia menyatakan perasaanya duluan. Hari-hari pun terlewati namun hubungan itu tak kunjung bermula menjadi pacaran, mereka hanya bingung dengan pilihannya masing-masing Rangga yang tak peka terhadap Mery, dan selanjutnya Mery yang takut menyatakannya duluan kepada Rangga, sehingga Rangga tak mengetahui apakah Mery mencintainya atau tidak.

Dan suatu ketika Ranggapun memberanikan diri setelah dia menceritakan semuanya kepada Tedy, awalnya Tedy heran karena waktu itu Rangga tidak peduli sedikitpun terhadap Mery, dan nyatanya lama-kelamaan Tedy pun setuju dan menyarankan agar Rangga mengungkapkan perasaannya “apalagi yang loh tunggu Rangga, ntar keburu berpaling dan diambil orang lo, jodoh tu gak datang dua kali, apa yang telah ada didepan lo ambil, jangan pernah lo sia-siain, jika lo nyiain semuanya maka lo akan menyesal suatu saat nanti ngga” saran Tedy

Rangga pun menfikirkan semua saran Tedy dan menyadari ternyata dia memang benar, jika tidak sekarang aku akan menyesal suatu saat nanti ujar Rangga dalam hatinya. Keesokan harinya Rangga berniat kuat untuk menembak Mery, malam itu rangga langsung SMS mery dan ingin bertemu dengannya besok ditaman sekolah. Ketika esok berselang ditaman sekolah Rangga pun menunggu Mery tepat pada saat bel isoma masuk, tak lama setelah itu Mery pun datang sendiri sesuai permintaan Rangga kepadanya. Awalnya mereka hanya menghabiskan waktu dengan diam-diam karena tak satu pun yang berani memulai pembicaraan. Dan akhirnya tak ingin lama menunggu Mery pun bertanya kepada Rangga. “ada apa Rangga, kenapa kamu bawa aku kesini”. Rangga pun gemetaran karena gugup menjawab pertanyaan merry “ ga..gaa gak papa mer, aku cuman pengen ngomong sesuatu sama kamu”, “ngomongin apa tu Rangga”,dengan gugup Rangga pun menyatakan “ aku mencintaimu karena kebaikan dan perhatianmu mebuat aku nyaman selama ini mer” “benarkah? Hmmm... Sebenarnya aku juga sudah lama suka sama kamu Rangga, tapi aku malu untuk mengungkapkannya” dan tak lama setelah itu mereka pun jadian, Mery menerima Rangga menjadi pacarnya. Tapi Rangga berharap kepada Mery bahwa suatu saat nanti mereka jika ada masalah dapat dibahas bersama-sama dan diselesaikan bersama-sama, sehingga tidak ada kata-kata putus yang terdengar, dan Mery pun berjanji akan selalu setia kepadanya dan takkan meninggalkan Rangga sampai terompet sangkakala dibunyikan Malaikat Israfil.

Hari-haripun mereka lewati dengan indah dua minggu pun telah mereka alami tetapi tak lama kemudian Mery pun mulai  berubah dia merasa jenuh terhadap Rangga padahal Rangga tak sedikit pun berubah ini dikarenakan Mery telah tergoda kata teman-temannya bahwa Rangga bukanlah laki-laki terbaik, karena Rangga bukan seorang laki-laki kaya dan cool yang di harapkan wanita zaman sekarang ini, Rangga hanya laki-laki biasa yang hanya mampu memberikan cinta dan kasih sayang yang tulus kepada Mery, namun setelah 3 minggu Mery mulai berubah, Mery tak lagi memperdulikan Rangga, dia tak lagi perhatian seperti dulu kepada Rangga. Hal itu membuat Rangga merasa heran dan sedih, kini hari-harinya telah terasa sepi dia merasa dikhianati oleh Mery, karena dulunya Mery telah berjanji dengan embel-embel yang membuat Rangga yakin. Namun setelah sebulan kedepan Mery masih menggantungkan Rangga tak ada kabar dan tak mengabari Rangga, kalaupun Rangga menelfonnya Mery juga tak mengangkatnya, jika diangkat beribu alasan keluar dari mulut Mery agar segera mematikan telfonnya.

Menerima semua itu Rangga yang telah merasa hancur karena telah terkhianati kata-kata Mery yang hanya janji-janji palsu, hal yang tak mungkin pun akan dilakukan oleh Rangga karena hatinya telah hancur berkeping-keping. Rasanya Rangga ingin menghabisi hidupnya dengan seuntai tali dilehernya. Tetapi semua itu tak tak terjadi karena teman-teman disekitarnya mengetahui semua cerita tersebut dan memberikan solusi terbaik kepada Rangga. Akhirnya Rangga hancur karena cinta, dia pun pindah sekolah karena tak sanggup melihat Mery bersama laki-laki lain. Ketika dia pindah ke sebuah sekolah baru dia bertemu dengan ibu-ibu penjual gorengan keliling yang sering berjualan disekitar sekolah barunya itu. Ternyata ibu itu tau keadaan Rangga tak seperti orang lainnya, corak permasalahan pun tampak terukir diwajah Rangga lalu Ibu itu menanyakan “Ada apa dengan mu nak, ceritakanlah pada ibu seperti nya kamu mendapatkan masalah yang rumit", lalu Rangga menceritakan semua yang telah di alaminya, saat bercerita pun Rangga masih menjatuhkan air matanya karena tak kuasa mengingat semua itu. Setelah mendengarkan semua cerita Rangga ibu itu tersenyum dengan mata berlinang-linang karena dia pernah melakukan hal itu kepada pacar terbaiknya saat masih muda dulu, “kenapa ibu tersenyum dan sembari menguraikan air mata ketika mendengar cerita saya” Tanya Rangga kepada ibu itu, lalu ibu itu menjawab “ nak Rangga seharusnya kamu tau, ibu kasih contoh misalnya dalam berbelanja wanita itu akan berusaha mendapatkan sesuatu barang yang dia anggap menarik dengan susah payah dan bahkan tak pernah menyerah menjelang dia mendapatkan barang itu dan sampai akhirnya setelah dia mendapatkan barang itu dan melihat barang yang lebih bagus lainnya, dia nantinya juga akan merasa bosan dengan barang yang lama tersebut, begitu juga dengan cinta, dia akan berusaha mendapatkan cinta orang tersebut dengan berbagai cara saat apa yang ingin diaraih belum dia capai, tetapi jika sudah dia tangkap dia juga akan merasakan bosan dengan cinta tersebut”. Dengan heran Rangga merasakan apa yang dikatakan ibu itu memang benar, semenjak hari itu Rangga pun sudah bisa move on dan ingin merubah hidupnya untuk tidak galau-galau lagi. Dan sekarang Rangga telah mengerti bagaimana menghadapi wanita, dia tak percaya lagi dengan cinta. Jika ada wanita yang dia dekati ataupun mendekatinya, Rangga akan berfikir untuk menembak wanita tersebut karena dia tau bahwa wanita itu akan perhatian keras dan sayang yang besar selama dia belum mendapatkan hati kita.

Teng....teng bel jam dinding pun berbunyi ketika Waktu telah menunjukan pukul 10 malam Rangga terbangun dari sofanya dan langsung menuju kamarnya, semua itu adalah masa lalu Rangga yang di jadikan pelajaran baginya untuk kedepan, Rangga masih ingat kata-kata itu “Wanita hanya akan berusaha perhatian selama dia belum mendapatkan hati kita”. Mata Rangga pun tertutup dan dia tertidur lelap sampai hari esok datang kembali. Karena itu lah alasan kenapa laki-laki itu lebih memilih untuk diam bukan maksud untuk memberi harapan palsu namun hanya takut akan janji wanita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun