Waktu seakan berhenti ketika sampai di panggung Kebun Dongeng Sains Sayang Ibu, Lombok. Arus lalulintas tak bergerak. Pagi itu (23/11/14) di arena festival mingguan (car free day) Udayana, Mataram anak-anak, juga remaja dan orang dewasa, terjebak dalam pukauan dongeng Kak Awam.
Lembaga Pendidikan Sayang Ibu kembali menghadirkan sebuah gagasan pembelajaran yang berbeda: Mendongeng Sains. Dengan menggandeng Kampung Dongeng binaan Kak Awan Prakoso, Kebun Sains Sayang Ibu mengkreasi sebuah pendekatan pembelajaran sains yang efektif, membangun imajinasi dan menyenangkan melalui dongeng.
Gerakan Mendongeng Sains dimulai dengan kegiatan pelatihan dan workshhop. Dalam workshop perdana yang dilaksanakan selama tiga hari kemarin (21-21/11), 40an peserta dari beberapa PAUD, SD/MI dan mahasiswa ikut ambil bagian. Sebagai bagian dari skema workshop mereka menguji nyali dengan berdongeng di keramaian Udayana. Setiap peserta harus mampu memikat minimal lima orang anak untuk ikut meramaikan panggung. Hasilnya, dayak tarik dongeng Kak Awam ternyata berhasil menahan tidak hanya anak-anak yang berhasil "diculik" tapi juga mereka yang lalu lang di depan panggung. Pagi itu, waktu Udayana benar-benar berhenti berputar di panggung Dongeng Sains Sayang Ibu.
[caption id="attachment_337706" align="aligncenter" width="560" caption="Kak Awam sedang beraksi di saat car free day, jl Udayana Mataram"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H