Ada yang berbeda dengan perayaan hari kemerdekaan Indonesia di tahun 2022 ini, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya . Setelah kita semua melewati pandemi Covid-19, dimana saat itu kita 'terpasung' untuk tidak banyak bergerak, mempersempit ruang aktivitas hanya karena menghindari penyebaran virus tersebut.
Kemerdekaan setelah lepas dari pandemi Covid-19, dirasakan hampir di seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia tidak terkecuali kemerdekaan di dunia pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim telah resmi meluncurkan program “Merdeka Belajar” yang bertujuan untuk mengasah peserta didik untuk memiliki soft skill, kompetensi, serta hard skill yang diharapkan nantinya mampu dan ikut bersaing di di level Internasional
Dalam rangka mendukung program Merdeka Belajar dan dengan semangat momentum Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 77 tahun, sebanyak 77 penulis dengan berbagai disiplin ilmu yang terdiri dari akademisi PTN maupun PTS maupun praktisi pendidikan yang berasal dari berbagai Provinsi di Seluruh Indonesia telah berhasil menulis buku yang berjudul Indonesia Kuat Dengan Merdeka Belajar.
Buku ini berisi tentang berbagai ulasan dan opini, ide maupun gagasan dalam rangka mensukseskan implementasi program Kurikulum Merdeka Belajar yang digagas untuk memajukan mutu pendidikan Indonesia.
Buku setebal 354 halaman ini, diperkuat dengan adanya kata pengantar oleh Drs. Sriadhi., S.T., M.Pd., M.Kom., Ph.D. Beliau mengatakan bahwa "Pendidikan yang memerdekakan mengutamakan karakter sebagai salah satu indikasi perubahan perilaku. Karakter itu terdiri dari daya pikir, rasa, dan kehendak untuk memilih dan memutuskan yang disebut kebajikan. Inilah alasan pentingnya pendidikan karakter dalam pembelajaran."
Selanjutnya Rektor Universitas Harapan Medan ini mengatakan bahwa : "Pada hakikatnya pendidikan karakter adalah melakukan proses berpikir berbasis konten, dan mengembangkan metode berpikir transformatif reflektif yang tercermin dari perubahan afektif. Modal awal yang diperlukan adalah kesetaraan antara daya, rasa, dan kehendak persona secara menyeluruh untuk bisa melakukan pembaharuan budi. Transformasi setiap personal akan mewujudkan transformasi sosial yang lebih besar, seperti yang dilakukan dalam program Kampus Merdeka - Merdeka Belajar. "
Di akhir kata pengantar, beliau mengucapkan bahwa : "Kepada para penulis, penerbit dan semua pihak yang telah dengan sungguh-sungguh menyusun dan menyelesaikan hingga terbitnya buku ini, kami mengucapkan “Selamat dan Sukses.” Semoga segala usaha dan jerih payah yang telah dilakukan menjadi amal kebaikan dan membawa manfaat sebesar-besarnya bagi kemajuan pendidikan dan peradab "
Buku yang diterbitkan oleh Yayasan Kita Menulis ini merupakan kontribusi positif dari 77 penulis, untuk mendukung program Merdeka Belajar yang telah dicanangkan oleh pemerintah dalam menyongsong kemerdekaan Indonesia yang ke-77.
Semoga kehadiran buku ini menjadi spirit untuk bangkit dan berbuat dalam menuju pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi ke depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H