Kisruh dan polemik soal Aksi Belas Islam jilid kesekian tentu tidak asing lagi bagi kita. Aksi yang bertujuan awal damai tapi mulai keluar jalur dan koridor. Sebagian besar masyarakat, media, dan instansi-instansi pemerintah ikut mengecam rencana aksi 2 Desember ini.
Lanjutan aksi 4 November kemarin sudah menemukan hasil, yaitu penetapan Ahok sebagai tersangka dan proses hukum tengah berjalan. Apalagi yang hendak mereka tuntut dalam rencana aksi berikutnya ini? Barisan pendemo seakan-akan memaksakan diri dan sangat ingin melancarkan aksi ini. Mereka masih saja mengatasnamakan umat muslim Indonesia padahal tidak sedikit umat muslim Indonesia, bahkan sampai alim ulama serta pemuka agama, malah menentang bahkan mengecam rencana aksi 2 Desember.
Aksi ini mengancam kesatuan umat muslim se-Indonesia. Dengan mengembuskan isu-isu SARA, ormas FPI menebar kebencian dan dendam dalam lubuk hati seorang muslim. Bahkan FPI bertindak cukup jauh dengan mencatut nama MUI dalam apa yang mereka sebut GNPF-MUI. MUI sendiri tidak mengakui GNPF bagian dari MUI. Kecaman juga datang dari pihak kepolisian dan TNI yang mengatakan dengan tegas akan menindak jika ada pelanggaran hukum yang dilakukan pada aksi 2 Desember nanti.
Dari semua larangan dan kecaman diatas yang perlu disorot lebih adalah tentangan dari kaum ulama. Kaum ulama dalam Islam merupakan orang-orang selain bertugas menyebarkan ilmu dan aqidah juga bertanggung jawab untuk menjaga dan membimbing umat agar tetap berada di jalur Allah SWT.
Kaum Ulama menghimbau umat muslim seluruh Indonesia untuk tidak ikut turun demo ke jalan, apalagi setelah ada rencana akan melakukan solat Jumat di jalan. Para ulama jelas tidak setuju, Solat sebagai kegiatan ibadah tidak boleh mengusik kepentingan orang lain dan menuai konflik, apalagi esensi ibadah diganti untuk tujuan politik, itu jelas dilarang dalam agama Islam.
Sebagai seorang Muslim yang taat seharusnya kita menangkap itikad baik dari pemikiran dan ajakan para ulama yang melarang demo. FPI sedang mencatut nama Umat islam Indonesia untuk kepentingan golongannya ikut dalam kancah perpolitikan Indonesia. Aksi 2 Desember nanti jelas aksi politik dengan agenda yang sudah tersusun rapi, tidak ada lagi kepentingan keagamaan dan kemanusiaan yang diperjuangkan, hanya kepentingan politik semata.
Umat muslim sebaiknya taati Ulama yang memikirkan kemaslahatan umat serta menjaga persatuan beragama dan bernegara. Hukum di Indonesia harus tetap dipatuhi apapun alasannya, Umat muslim yang baik harus ikut mempertahankan persatuan Bangsa dengan tidak ikut-ikutan aksi-aksi yang mencatut identitas umat islam demi kepentingan segelintir kelompoknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H