Kututup dengan menghela napas dalam, mencoba menenangkan gejolak emosi yang masih meluap. "Percayalah, meski pertemuan kita segera berakhir, jejak kalian akan selalu tertinggal. Kalian tidak hanya belajar dari saya, saya pun belajar dari kalian. Terima kasih, Kelas PAI K2 LB, kalian adalah anugerah dalam perjalanan ilmu saya."
Malam itu, layar menampilkan kehangatan yang tak terdefinisikan oleh kata-kata. Kami tahu, perpisahan kian mendekat. Namun, puisi Saidatun telah menjadi pelita kecil di sudut hati kami, mengingatkan bahwa di balik materi kuliah, jadwal padat, dan tugas yang menumpuk, ada relasi manusiawi yang tumbuh tanpa kita sadari. Dan ketika waktunya tiba untuk melangkah maju, kenangan akan kata-kata indah ini akan terus menyala, mengiringi langkah kami ke masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H