"Yupi," kataku pelan, "kadang kita lupa, anak-anak seperti Haikal mengajarkan kita lebih banyak daripada yang kita ajarkan pada mereka."
Yupi mengangguk. "Betul, Abdi. Kadang kita hanya pendamping, tapi mereka yang jadi pahlawan diceritanya."
Malam itu, aku menutup mata dengan hati penuh rasa syukur. Tangis yang kubagi dengan Haikal di lintasan bukan hanya tentang kemenangan, tetapi tentang makna perjuangan dan ketabahan. Sebuah pelajaran yang akan terus kubawa sepanjang hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!