Mohon tunggu...
Ridwan
Ridwan Mohon Tunggu... Auditor - Penulis

EMPOWERMET - MANAGEMENT - TECHNOLOGY - EDUCATION

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Idhul Adha dan Qurban

10 Juni 2024   16:59 Diperbarui: 11 Juni 2024   04:19 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dengan datangnya mimpi itu, Nabi Ibrahim terlihat sangat bingung dalam menyikapi mimpinya, ia tak lantas membenarkan mimpi itu tetapi juga tidak pula mengingkari.

Keesokan harinya hari Nabi Ibrahim terus merenungi mimpi itu dan memohon petunjuk kepada Allah Swt. 

Pada malam kedua, mimpi yang sama kembali datang hingga malam ketiga, akhirnya Nabi Ibrahim meyakini dan membenarkan mimpi itu bahwa ia harus melaksanakan perintah Allah Swt. untuk menyembelih putra kesayangannya.

Kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail tersebut tertuang dalam Al-Qur'an surah Ash-Shaffat ayat 102-107 berikut:

  (102) (103) (104) (105) (106) (107)

Artinya: Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar (102). Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah) (103). Lalu Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim!" (104). Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (105). Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (106). Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar (107). 

Sebagaimana dijelaskan dalam surah Ash-Shaffat tersebut, Nabi Ibrahim kemudian menyanggupi perintah Allah tersebut setelah berdiskusi dengan Ismail. 

Kemudian, tepat ketika Nabi Ibrahim hendak menghunuskan pedang ke anaknya sendiri, Allah Swt. mengganti Ismail dengan seekor kambing.

Peristiwa tersebut kemudian menjadi dasar pelaksanaan ibadah kurban kala Iduladha. Umat Islam kemudian menyembelih hewan kurban yang terdiri dari kambing, sapi, dan unta sebagai bentuk keimanan kepada Allah.

Daging hewan kurban tersebut kemudian akan dibagikan kepada semua orang di sekitarnya untuk dinikmati bersama-sama.

Selain memiliki nilai religius sebagai bentuk pengorbanan diri kepada Tuhan, ibadah kurban juga menjadi ibadah yang memiliki nilai kemanusiaan, yakni berbagi daging sebagai santapan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun