Mohon tunggu...
Ridwan
Ridwan Mohon Tunggu... Auditor - Penulis

EMPOWERMET - MANAGEMENT - TECHNOLOGY - EDUCATION

Selanjutnya

Tutup

Roman

Mengenal Lebih Dekat Ulama-Ulama Uzabiyyin (Jomblo)

8 Juni 2024   21:12 Diperbarui: 10 Juni 2024   16:50 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering sekali kita mendengar kata jomblo atau dalam bahasa arab disebutnya "Uzzab". Ya, tentunya kata itu tidak asing ditelingan kita. Apalagi ditelinga orang yang tidak mempunyai pacar atau pasangan.

Jika didefinisikan jomblo adalah orang-orang yang memilih hidupnya untuk hidup sendiri (tidak berpasangan). Memilih untuk hidup menjomblo merupakan pilihan bagi setiap individual, mereka dalam hidupnya berhak memilih untuk berpasang-pasangan atau menyendiri (menjomblo). Bukannya tak laku atau tidak memiliki syahwat akan tetapi ada suatu amanah atau tujuan yang dikejar.

Seperti kisah para intelektual muslim yang memilih menjomblo hingga akhir hayatnya. Yang ditulis oleh Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah yang karyanya berjudul "Al Ulama'ul Uzzab Alladzina Asarul I'lma Ala Zaujah" dan dalam bukunya KH. Husain Muhammad yang berjudul "Memilih Menjomblo". Disana dikisahkan bagaimana para intelektual muslim itu lebih menekuni ilmu pengetahuan terutama dalam bidang agama daripada berkeluarga.

Ada sekitaran 21 tokoh Ulama Uzzabiyyin Diantaranya ialah imam nawawi ad-Dimasyqi, syaikh Bisy al-Hafy, ibnu jarir at-thabari, Rabia'ah al-Adawiyah, ibnu taimiyah, Laila Qais Al Majnun, imam Zamakhsyari, Jamaluddin Al-Afghani. Mereka adalah salah satu diantara 21 tokoh intlekual muslim yang memilih untuk menjomblo demi mengabdikan dirinya kepada ilmu pengetahuan dan mengamalkannya ke masyarakat.

Dibalik kejombloan mereka tersimpan banyak karya yang dihasilkan yang sampai saat ini masih di pelajari di pesantren, salah satu contohnyaa ialah imam Nawawi an-Dimasyqi yang mengarang kitab al Adzkar, Hadis arbain, Riyadus shalihin, al majmu' dan lain-lainnya. Keilmuanya dalam bidang agama terutama dalam bidang fiqh tidak bisa diragukan, karena seluruh hidupnya beliau abdikan kepada ilmu.

Ketekunan imam an-nawawi mulai tampak pada masa kanak-kanaknya, berbeda dengan anak pada umumnya, yang suka bermain. Imam nawawi lebih memilih untuk belajar ilmu agama dan membaca al-Qur'an. Pernah dikisahkan bahwa suatu waktu imam an nawawi diajak teman-temanya untuk bermain, akan tetapi imam an nawawi menolak ajakan mereka untuk bermain.

Bisa dibilang kalau jomblonya para intelektual muslim itu jomblo yang berkelas sertas berkualitas, tidak seperti jomblo yang sering kita jumpai, yang memilih jomblo tanpa alasan yang tepat, atau mungkin karena trauma akan kisah cintanya yang terjadi pada masa lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun