Bulan Juni adalah bulan saat kata Pancasila paling banyak disebut orang Indonesia. Selebihnya pada bulan-bulan berikutnya kata Pancasila akan menggiang saat ada momen tertentu, misalnya ada kerusuhan berlatar etnis, atau sekelompok orang menemukan logo bergambar palu arit tertempel di sana-sini.
Pancasila sebagai dasar negara tentu tidak akan hilang dalam kata di bumi Indonesia, Ia adalah doktrin utama konsep bernegara kita. Keyakinan kita akan hebatnya nilai Pancasila tidak sekedar kata di atas kertas dengan lima sila yang selalu dibacakan tiap hari saat upacara bendera. Akan tetapi, keyakinan kita akan Pancasila adalah keniscayaan akan keberagaman berbangsa dan bernegara.
Sila pertama tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah sila yang memberikan naungan bagi seluruh ummat beragama yang ada di Indonesia, toleransi menjadi kata kuncinya.
Sementara kemanusiaan yang adil dan beradab adalah bukti bahwa kita adalah bangsa dengan orang-orang yang menjunjung keadilan dan keberadaban, tidak ada peluang bagi kita menjadi tidak adil karena memandang status sosial seseorang. Begitupula kita adalah orang yang cinta damai dan penuh kasih sayang tanpa rasa benci, karena kita adalah orang-orang yang beradab.
Sila ketiga merupakan perekat seluruh keragaman. Bahkan sila ini adalah penunjuk rasa kebangsaan yang kuat setara sumpah pemuda. Menjadikan negara ini berdaulat dan satu kesatuan utuh adalah salah satu makna dari persatuan Indonesia. Siapa yang ingin melihat negara ini runtuh dan pecah pastilah orang-orang yang menantang sila ketiga ini.
Sila keempat berbicara tentang kebijaksanaan, pemimpin yang bjaksana, rakyat yang berdaulat, serta keputusan yang baik berdasarkan musyawarah. Dan sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah keadilan di seluruh sektor, baik itu di bidang politik, sosial dan ekonomi.
Menilik nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka tidak ada satupun nilai yang terlepas dari kebutuhan manusia sebagai makhluk hidup. Sungguh luar biasa pikiran para founding father yang merumusaan Pancasila ini. Memberikan landasan hidup bangsa yang beragam dengan segala aspeknya.
Internalisasi nilai Pancasila pada diri orang Indonesia memanglah suatu keniscayaan sehingga muncullah slogan "Saya Pancasila" yang berarti Pancasila sudah terinternalisasi dalam dirinya.Â
Jadi, bila seorang dengan nilai Pancasila maka dia adalah orang yang memilki toleransi tinggi, menjunjung keadilan sebagai marwah, menjadi panutan berbangsa dan bernegara, memutuskan perkara dengan musyawarah. Pokoknya menjadi orang yang "super" sebagaimana yang dimaksud oleh Pancasila itu sendiri.
Oleh karena itu, Ketika kita menemukan orang yang tidak peka terhadap persaudaraan, toleransi, tetapi rajin beribadah maka kita katakana dia belum menjiwai Pancasila. Atau ada orang yang lebih mementingkan drinya daripada orang lain, maka kita akan meyebutnya Pancasila jauh darinya, dan sebagainya.