Mohon tunggu...
Jamz Budiman
Jamz Budiman Mohon Tunggu... karyawan swasta -

penikmat musik,budaya dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja Untuk Sang Adzan

29 Oktober 2013   00:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:54 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Batu besar menghadap ke barat di batas kampung

Sejak sepuluh tahun masih begitu saja

Galau dan kasmaran masih tertinggal disana

Terlihat saat ku langkahkan kaki menuju surau

Sebelum adzan memanggil sengaja ku paku kaki di atas batu

“tidak .. kau sudah jauh sekarang, kenapa masih disitu.. juga aku”

Dan terlihat, kupotong senja itu dan kuberikan sampai dia gemilang ke emasan

Apa harus kubercinta dengan batu itu hingga kurasai dia?

Dahagaku tetap bersarang sedari kau pergi sepuluh tahun sudah

Hingga raung adzan aku gegas kau tercabut

Sudah aku tanya Tuhan, katanya “belah saja batu nya, ambil kembali potongan senja itu,

Karena bukan untuk dia.”

Dan terenggutlah lewat angin segenap rasa yang membelah jiwa

Begitu pun gilang kencana tertelan panggilan adzan

Sampai pagi melahirkan pajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun