Klaten - Penyakit cacing (cacingan) menyerang spesies ruminansia besar sapi dan kerbau di Indonesia.
Parasit cacing pada organ pencernaan menimbulkan masalah utama pada kesehatan hewan yang digembalakan, dengan beberapa faktor predisposisi seperti; iklim hangat, kelembaban tinggi, dan curah hujan tinggi.
Jalu Pratama, mahasiswa prodi peternakan UNIVET Bantara Sukoharjo dari kelompok Peternakan 2 dengan Dosen Pembimbing Lapangan Dr. Engkus Ainul Yakin, S.pt., M.Sc. Melihat kondisi tersebut, mahasiswa KKN melakukan program kerja survei ternak dan pembagian obat cacing untuk ternak (bukan untuk ternak dalam kondisi bunting) warga dusun Tlompak Rt 035/013, Jiwan, Karangnongko, Klaten (9 September 2021).
Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mengantisipasi ternak cacingan, hal ini terlihat dari ternak napsu makan berkurang, bulu berdiri(jegrig), dan diare. Dalam survei juga ditemukan pakan hijauan masih muda hal ini dapat menyebabkan cacingan maupun diare bagi ternak, Ketika ternak terjangkit penyakit maka akan menimbulkan kerugian bagi peternak.Â
Pencegahan yang dapat dilakukan agar sapi terhindar dari penyakit cacingan adalah dengan cara menyeleksi rumput dan tidak mengumpulkan rumput di pagi hari, karena waktu itu merupakan saat dimana larva cacing berada pada pucuk rumput dan kandungan gas pada rumput tinggi. Sehingga selain cacingan maka dapat terjadi kembung juga pada sapi.
" Saya harap peternak memperhatikan pemberian pakan hijauan, terkhusus rumput muda dan pengaritan pagi hari, karena dapat menimbulkan kerugian bagi ternak maupun ekonomi peternak " ujar Jalu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI