Mohon tunggu...
Jalu muhammadHaikal
Jalu muhammadHaikal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berolahraga,mendengar musik,dan bermain game

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Sekuler Itu Tidak Percaya Agama?

11 Agustus 2022   07:08 Diperbarui: 11 Agustus 2022   07:15 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Karl Marx mengatakan bahwa agama adalah impian jiwa manusia, dan agamalah yang memuja manusia. Jadi ketika agama menjauh dari politik, kata Harvey Cox, akan terjadi konflik. Agama adalah impian pikiran manusia. Itu adalah agama yang disembah orang. Agama sendiri  menyatakan bahwa Tuhan adalah manusia dan manusia adalah Tuhan). Oleh karena itu, agama mengingkari Tuhan yang bukan manusia. Arti sebenarnya dari teologi adalah antropologi. Itu berarti memberontak melawan "aturan" Tuhan. Misalnya, Karl Barth berpendapat bahwa "agama adalah ketidakpercayaan".

Dietrich Bonhoeffer,  dieksekusi oleh SS Nazi karena keterlibatannya dalam rencana pembunuhan Hitler, berseru, "Sudah waktunya untuk Kekristenan tanpa agama." Teolog Neo-Calvinis Gabriel Bahanian berkata: Kematian Tuhan adalah peristiwa agama dan budaya." Werner dan Lotte Peltz menyatakan bahwa "Tuhan tidak ada lagi."

Pendapat seperti itu tidak berarti bahwa para teolog Kristen ini adalah ateis. Karena mereka masih percaya akan adanya Tuhan. Manusia adalah prinsip filosofis tertinggi hanya menurut pendapat mereka. Agama untuk manusia, bukan manusia untuk agama. Tuhan untuk manusia, bukan manusia untuk Tuhan. Peran Tuhan dalam kehidupan manusia digantikan oleh manusia.  

Bagian dari teologi sekuler adalah bahwa politik tidak suci (sekularisasi politik). Sekularisasi dalam politik berarti bahwa dalam masyarakat sekularisasi tidak ada yang bisa mengatur otoritas "hak Tuhan". Jika gereja masuk ke ranah politik,  akan ada konflik, tetapi jika iman (Kristen) anti politik, tidak akan ada konflik. Poin Cox jelas. Memang, jika Gereja memerintah negara, akan ada bencana kemanusiaan. Misalnya, pada Abad Pertengahan, gereja mengatur kehidupan negara. Hasilnya adalah sadisme yang tak terbayangkan dalam peradaban manusia. Karena pengalaman  pahit ini, Barat menolak mengasosiasikan agama (Kristen)  dengan politik. Solusinya adalah politik sekuler.

Jadi, sistem politik sekuler berasal dari sejarah traumatis masyarakat Barat. Sayangnya,  beberapa cendekiawan Muslim mengadopsi ide-ide sekuler. Mohammed Alkoon, misalnya, berpendapat bahwa sekularisasi  membebaskan umat Islam dari batasan ideologis. Oleh karena itu, tidak perlu memisahkan agama pagan  dari agama wahyu. Pemisahan dan pembedaan ini menunjukkan adanya konsep-konsep teologis yang arbitrer. Pandangan duniawi menunjukkan bahwa kita melihat segala sesuatu secara mendalam, sampai ke akar-akarnya, membentuk pandangan yang lebih sahih, adil, dan cermat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun