Mohon tunggu...
Kelompok julianto
Kelompok julianto Mohon Tunggu... -

pemuda pencari kebijakan diri dan humanisme

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Malam di Kuala Tungkal

30 Juli 2010   03:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:27 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

MALAM DI KUALA TUNGKAL

Malam belum terlalu larut ketika aku memutuskan untuk keluar sebentar. Sekedar untuk mencari udara segar setelah siangnya dipenuhi rutinitas pekerjaan yang cukup melelahkan. Dengan ditemani motor supra fit yang setia kupakai namun nyaris takpernah merawat apalagi membersihkannya, aku melaju menyusuri jalan-jalan di kuala tungkal.

Iklim dan geografis kota ini tidak jauh berbeda dengan kota Semarang tempat kelahiran dan masa remajaku. Jadi seperti tidak asing rasanya merasakan hembusan angin laut dan kelembaban cuacanya. Bahkan terasa beda sekali dengan padang meskipun secara garis ekuator seharusnya sama.

Tanpa jaket aku keluar dengan percaya diri menghadapi hembusan angin meskipun akhirnya sedikit menyesal karena ternyata dingin juga. Beberapa jalan kulewati yang toh itu-itu juga dari samsat ke sriwijaya langsung kearah pasar. Beberapa warung dan toko masih setia buka menunggu pelanggan. Counter-counter hp malah masih ramai dengan anak-anak abg. Para penjual durian sudah mulai berkurang, mungkin karena musimnya mulai usai. Kulewati jalan kemakmuran, hampir semua toko sudah tutup disini, dan jalan hampir gelap. Terus dan melintasi parit satu kuberjalan, toko furniture dan karpet sudah tutup semua namun ooh ternyata disini tempat para bapak-bapak yang hobi ngumpul ngopi dan nongkrong sampai larut malam. Diselingi main domino dan catur.

Sampai keujung belok kanan kearah jalan siswa, kehidupan masih ramai disini. Kafe baru tempat nongkrong anak muda masih buka dan setia. Termasuk para penjual vcd mulai santai ngobrol dengan pelanggan daripada memperhatikan penjualan. Terakhir melewati taman dan jalan menuju tempat kost. Terasa letih rasanya, mungkin karena aku sudah jauh lebih terbiasa untuk beraktifitas siang hari dibanding tujuh atau delapan tahun lalu dimana hampir separuh aktivitas adalah malam hari. Yang bisa diartikan keluyuran dan nongkrong takkaruan.

Well, sepi sekali, mana si istri cantikku pulang lagi. I miss you babe.

Kuala tungkal
05 desember 09
Pukul 23.00

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun