Sejak sekolah menengah dulu, saya sudah diberitahu tentang pentingnya menulis beserta manfaat-manfaatnya. Teringat sekali Guru saya mengatakan "Tulisan itu dapat membekukan waktu". Sejak saat itulah saya mulai menulis. Dimulai dengan menulis catatan harian. Karena hal sederhana yang dapat ditulis adalah pengalaman. Karena pengalaman adalah kejadian yang kita alami sendiri dan tau persis secara detail.
Lalu seiring berjalannya waktu saya menjadi jarang menulis, mungkin dikarenakan motivasi yang kurang jelas. Motivasi bisa diibarat seperti bahan bakar. Jadi, dengan bahan bakarlah mesin dapat bekerja. Dengan memiliki motivasi yang jelas kita dapat menulis secara rutin. Motivasi juga akan menjadi sebuah alasan tentang tujuan dari menulis.
Sebenarnya untuk menulis, dimulai dari membaca. Membaca ilmu pengetahuan, pengalaman, cerita, sejarah dan sebagainya. Nah dengan membaca kita dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Ibarat teko yang diisi dengan air. Itulah perumpamaan yang digunakan oleh Tere Liye saat saya menghadiri seminarnya beberapa tahun lalu. Jadi setelah teko terisi, barulah isinya dapat dituang ke dalam gelas. Karena kalau isinya tidak ada, apa yang mau dituang?
Jadi untuk mulai menulis, bisa dilakukan membuat catatan harian atau cukup sekedar menuliskan apa yang dirasakan. Tidak perlu memikirkan tata bahasa atau EYD dulu, yang paling penting adalah mulai dulu. Masalah tata bahasa itu bisa diperbaiki sambil jalan.
Awalnya memang sulit, namun semakin sering dilakukan akan mudah dalam menulis. Begitulah, karena habit baru yang kita bentuk. Pertama-tama memang harus dipaksakan, kemudian barulah nantinya menulis dapat dinikmati. Semoga menulis menjadi salah satu habit kita. Aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H