Misalnya, teknologi AR/VR dapat memberikan pengalaman yang lebih imersif, sementara chatbot dapat mengurangi interaksi sosial yang sebenarnya.
Kita hidup dalam era yang dipenuhi dengan teknologi canggih, termasuk kecerdasan buatan atau AI. Dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi ini, kita tidak boleh melupakan aspek sosial dan budaya yang sangat penting dalam membentuk dan mengarahkan perkembangan teknologi.
Oleh karena itu, penggunaan teori-teori sosiologi dalam mengkaji fenomena AI dapat memberikan pandangan yang lebih luas dan menyeluruh tentang dampak teknologi ini pada masyarakat dan lingkungan sekitar.
Sebagai individu dan masyarakat, kita perlu mempertimbangkan konsekuensi sosial dari penggunaan teknologi ini, dan memastikan bahwa pengembangan dan pemanfaatan AI dapat berjalan sejalan dengan nilai-nilai sosial dan budaya yang kita anut.
Dengan pendekatan sosiologis yang kritis dan holistik, kita dapat merumuskan pandangan yang lebih luas tentang bagaimana teknologi AI dapat dikembangkan dan digunakan dengan mempertimbangkan dampak sosial dan budaya yang lebih luas dan jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H