Mohon tunggu...
Jalansatusatu
Jalansatusatu Mohon Tunggu... profesional -

logika adalah modal dalam pembentukan mental bermasyarakat, logika bersih adalah pijakan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Soeharto dirindukan, Prabowo diuntungkan

6 Desember 2013   03:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:16 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1386273897728375380

[caption id="attachment_296692" align="alignnone" width="972" caption="Seoharto dan Prabowo warisan kisah orde baru (sumber: mobavatar.com & jalansatusatu.file)"][/caption] Fenomena kerinduan tentang sosok presiden ke 2 kita  Soeharto, tentang bagaimana enaknya hidup di jaman kepemimpinan Soeharto, fenomena yang dimulai dengan tulisan-tulisan 'enak jamanku' itu adalah fenomena yang coba diarahkan terhadap kemunduran pola pikir dalam menatap masa depan yang lebih baik, pola pikir yang terbentuk atas dasar keputus asaan yang mengakibatkan sudut pandang bias dalam melihat ketika rezim yang berkuasa selama 32 tahun itu dipandang sebagai masa keemasan bangsa ini, rezim yang berkuasa dengan kekuatan intimidasi itu dirasakan sebagai masa dimana rakyat bisa merasakan murahnya biaya hidup di negeri ini. Mungkin tidak ada yang salah jika rakyat merindukan suatu masa ketika segala sesuatu bisa diperoleh dengan mudah, tidak ada yang salah jika rakyat merindukan bagaimana nyamannya tinggal di negeri yang terkenal 'gemah ripah loh jinawi' ini, rakyat memang sudah sangat tersiksa dengan keadaan yang terjadi saat ini, ketidak menentuan nasib bangsa ini membawa rakyat bangsa ini berandai-andai dengan hal yang bertolak belakang, Presiden yang mereka pilih selama dua periode, SBY bagai presiden dengan kepimimpinan anti klimaks, di masa periode ke dua kepemimpinannya SBY menerapkan kepemimpinan yang dipandang tidak berpihak kepada rakyatnya, sehingga menempatkan rakyat dalam pencarian sosok pemimpin ideal. Tapi memunculkan fenomena rindu soeharto juga bukan hal yang baik, memanfaatkan masa kelabilan bangsa dalam mencari sosok pemimpin adalah pembodohan yang dilakukan dengan sengaja yang sudah bisa dipastikan demi keuntungan pihak tertentu. Jika kita lihat masa Soeharto adalah masa dimana militer sangat berkuasa di negeri ini, Soeharto adalah pemimpin yang sangat ahli dalam berstrategi, sebelum dia menjabat sebagai presiden Soeharto adalah petinggi militer dengan jabatan Pangkostrad, kesatuan militer yang membidangi strategi maka tak aneh jika Soeharto sangat lihai dalam startegi, Presiden Soeharto sangat tahu bagaimana memanfaatkan kekuatan militer sebagai tameng kekuasaannya, militer dimanfaatkan layaknya budak kekuasaan, militer sebagai alat kekuasaan sangat jelas terjadi di masa Soeharto. Dan jika ditarik garis terhadap kebutuhan rakyat dengan pemimpin yang tegas dengan karakter yang dimiliki seorang dengan latar militer, maka tidak mungkin kemunculan fenomena rindu Soeharto sangat menguntungkan salah satu kandidat Presiden yang akan bertarung di 2014 nanti, ada dua nama yang saat ini mendeklarasikan sebagai Capres yang akan maju di 2014 dengan latar belakang militer ada nama Prabowo dan Wiranto. Dua jenderal ini adalah mantan anak buah Soeharto, keduanya adalah jenderal-jenderal yang saat itu berkuasa pada masa presiden Soeharto, tapi siapakah dari kedua jenderal ini yang diuntungkan ketika fenomena rindu Soeharto ini muncul. nama Prbowo mungkin yang lebih diuntungkan dengan keluarnya fenomena itu, Prabowo memang sangat dekat dengan nama Soeharto pemimpin masa orde baru itu, selain Prabowo adalah mantan menantunya, Prabowo juga dikenal sebagai titisan Soeharto, bahkan untuk ini sudah ada buku yang mengulas tentang Prabowo sebagai titisan Soeharto, ada beberapa hal yang menyebabkan adanya kesimpulan Prabowo sebagai titisan Soeharto. Prabowo dan Soeharto adalah dua mantan Panglima Komando Startegi Cadangan Angkatan Darat atau yang lebih dekal dengan nama Pangostard, Kedua mantan jenderal ini adalah dua sosok  yang dipandang mempunyai karir cemerlang di militer tetapi dibalik cemerlangnya karir militer kedua sosok ini juga dikenal sebagai pemimpin yang tersandung dengan masalah HAM, Komnas HAM mencatat pada tahun 1965 ada sekitar 500 ribu orang meninggal dan Soeharto dinilai sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kejadian itu (sumber: merdeka.com), sedangkan Prabowo masih dipandang sebagai sosok yang bertanggung jawab terhadap pelanggaran HAM terhadap kejadian penculikan dan hilangnya Aktivis di tahun 1998, yang terakhir Prabowo disebut sebagai titisan Soeharto karena Prabowo dipandang sebagai orang yang pernah ada disiklus dinasti cendana, Prabowo adalah mantan suami Siti Hediati putri Soeharto. Tapi apa lantas dengan indikasi-indikasi itu bisa dikatakan bahwa Prabowo adalah solusi ketika rakyat merindukan masa Soeharto, apakah itu adalah pendidikan yang baik bagi perkembangan mental rakyat bangsa ini, memandang suatu hal dengan sudut pandang yang bisa sangat menjerumuskan, masa Soeharto dipandang sebagai masa dimana hidup lebih baik adalah pemikiran sesat yang coba disebarkan untuk membentuk pola pemikiran bahwa pemimpin Tegas seperti Soehartolah solusi atas keadaan yang saat ini terjadi di negeri ini. Rakyat kita dibikin lupa dengan apa yang terjadi di masa Soeharto tentang bagaimana zaman itu sudah menggerus moral bangsa ini, warisan-warisan moral pada jaman itulah yang saat ini masih sangat mempengerahui kehidupan bangsa ini, bobroknya mental bangsa ini tidak bisa diabaikan bahwa rezim soeharto memiliki andil besar, begitu lama bangsa ini dinina bobokan dengan kemudahan hingga kita tersadar ketika krisis moneter 1998 menerpa perekonomian bangsa ini, masa dimana bangsa ini mengalami ke lumpuhan di sistem perekonomiannya, apa kita lupa bagaimana kita tertatih-tatih melewati masa itu, dan ketika masa itu sudah terlewati kita merindukan pemimpin yang membuat masa itu terjadi, dimana kewarasan kita dalam berpikir mana yang baik dan buruk bagi bangsa ini. Bangsa ini sangat berharap kita terus berpikir kedepan, kita terus berjalan kedepan, meski untuk berpikir dan berjalan itu kita harus berhadapan dengan hal-hal yang dirasa sangat menyakitkan, tapi itulah bentuk kita berjuang untuk kehidupan yang lebih baik, masa Soeharto adalah masa yang sudah terlewati, jangan dijadikan bahan untuk propaganda mempengaruhi pola pikir masayarakat untuk memilih pemimpin seperti Soeharto sebagai sosok solusi keterpurukan bangsa ini. Jangan jerumuskan bangsa ini dengan propaganda-propaganda yang tidak bertanggung jawab seperti itu, jika memang layak memimpin bangsa ini kita akan dengan kesadaran penuh akan memilih sosok itu sebagai pemimpin kita, berikan doktrin-doktrin positif kepada kami jika memang layak sebagai pemimpin bangsa ini, jangan manfaatkan kelemahan-kelemahan kami, jangan gunakan kami sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan, jadikan kami mitra untuk membuat bangsa ini lebih baik dari saat ini, mungkin memang anda adalah pemimpin tegas lebih tegas dari pemimpin yang kita miliki saat ini, tapi apakah hanya ketegasan itu yang kami harapkan dari seorang pemimpin, beri kami ruang yang baik untuk berpikir mana sosok pemimpin yang memang kami harapkan tanpa harus dicekoki dengan propaganda yang bisa menjerumuskan kami dalam memilih sosok pemimpin. Jika kemunculan fenomena rindu Soeharto ini adalah rekayasa politik untuk menguntungkan sosok calon pemimpin tertentu, betapa malangnya bangsa ini jika rakyatnya masih memilih calon pemimpin itu, pemimpin yang memanfaatkan kelemahan rakyat bangsa ini adalah bentuk penghianatan kepercayaan. sosok pemimpin yang hanya gila kuasa.

-Jalan Satu Satu-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun