Bagi yang lahir dekade 80-90-an rasanya tak asing dengan film kartun yang berjudul “Popeye The Sailorman”, film kartun yang menjadi tontonan menyenangkan untuk mengisi waktu libur dan santai. Popeye adalah sosok pelaut (nakhoda) heroik yang amat cinta kepada istri dan anaknya, ia senantiasa menjaga diri dan keluarganya dari gangguan Brutus yang dipenuhi kebencian, iri dan dengki hingga selalu susah melihat Popeye senang dan senang melihat Popeye susah.
Lain Popeye lain pula Nuh atau dalam ejaan bahasa Inggris disebut Noah, Popeye adalah sosok fiksi, dan Nuh adalah sosok nyata. Nuh adalah seorang nabi dan rasul yang tak asing dalam sejarah dan literatur kitab suci 3 agama besar dunia (Yahudi, Nasrani dan Islam), Nuh adalah seorang nabi dan rasul yang berusaha mengajak umatnya untuk bertuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bukan tuhan berhala atau ruh-ruh yang disembah oleh nenek moyang dan kebanyakan orang kala itu, ia menyeru pada kebaikan, kebenaran dan keselamatan namun ditolak oleh umatnya karena enggan menerima petunjuk dan kebenaran.
Nuh juga manusia biasa seperti kita, sebagai seorang manusia ia tentu merasakan tekanan dan kesedihan yang sama seperti kita, kesedihan karena istri dan anak kesayangannya termasuk golongan yang tidak percaya padanya, bayangkan bagaimana jika anda tidak dipercaya oleh pasangan atau anak anda sendiri, tentu itu amat menyiksa hati bukan.
Berbagai cemoohan, hinaan dan ejekan tersebut tentu mendatangkan tekanan kejiwaan yang amat kuat, menguji batas kesabaran dan kesyukuran kita sebagai manusia, namun segala ejekan serta hinaan itu tidak sedikitpun berpengaruh atau bahkan mengendurkan keteguhan hati seorang Nuh, sebab ia punya keyakinan yang amat kuat pada dirinya, pada Tuhannya dan pada tujuan utamanya, ia yakin pada kepastian janji Tuhan, janji dari Yang Maha Pasti, bukan janji makhluk (manusia) yang rentan dengan perubahan, pengingkaran dan dusta.
Dari sejarah abadi tentang Nuh yang penuh dengan hikmah dan pelajaran, saya berusaha merumuskan Prinsip Nakhoda (Sailor Principle). Prinsip sederhana yang jika Tuhan menghendaki akan selalu menjadi pengingat bagi saya, dan semoga membantu sahabat untuk menemukan kebahagiaan sejati yang selama ini diidam-idamkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H