Mohon tunggu...
Na Khasanah Harnany
Na Khasanah Harnany Mohon Tunggu... -

Saat hujan semakin deras, kususuri jalan selangkah demi selangkah. Kuraba bajuku yang sudah kuyup, serasa dingin udara menusuk. Sebentar kutoleh kebelakang, begitu dalam arti perjalanan. Percikan air adalah terpaan, Halilintar pemanis makna. Saat reda adalah harapan jiwa yang menjadikan terang nur kehidupan ... Kala ku bayangkan terang rembulan, merenung menjadi makna harapan. Waktu kecil ku adalah kedamaian, saat remaja ku merasakan masa pematangan jiwa, dan kini kutatap cermin kedewasaan kemudian kukerutkan keningku seraya aku berkata pada bayanganku . . . belajarlah dari perjalanan hidupmu dan raihlah cita-citamu diatas bintang persia dan jadilah dirimu dalam sebuah jati diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jeritan Sebatang Ilalang

6 Juli 2010   08:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:03 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku sadar bahwa aku bukanlah bintang yang dapat kau banggakan. Aku sadar bahwa aku bukanlah pemandangan indah yang dapat dipandang keindahannya oleh siapapun dan kapanpun. Dan aku bukanlah matahari yang dapat membagi sinarku pada semua orang.

Aku hanya lah sekeping rumput ilalang yang tak bermakna namun aku punya cita-cita dan keinginan yang besar, aku pun ingin tumbuh menjadi sebuah jati yang sangat besar dan bermanfaat untuk banyak orang, walau ku sadari keinginanku itu seperti peribahasa ‘bagai punguk merindukan bulan’ tapi sungguh aku punya keinginan yang sangatlah besar.

Biarkan aku berkembang dan tumbuh besar. Tolong jangan injak semua impianku.

Aku tau dan aku pun sadar akan banyak angin besar yang pastinya akan aku menerpa hari-hari ku kedepan tapi biarkanlah aku merasakan semua angin itu, biarkanlah aku merasakan besarnya badai dan tsunami kehidupan yang sangat besar namun ku yakin banyak makna indah di baliknya, biarkan aku menjalaninya dan tolong jangan halangi aku untuk semua itu.

Aku sangat menyadari betapa besarnya kekhawatiranmu padaku dan aku pun sangat sadar bahwa sangat sulit bagi sebuah rumput ilalang untuk tumbuh bekembang menjadi sebuah jati yang besar tapi tolong percayalah, berikah secerca kepercayaanmu padaku, biarkan aku tumbuh berjalan dan akan ku jadikan petuahmu sebagai payung terkuat yang ada dalam langkahku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun