Mohon tunggu...
Na Khasanah Harnany
Na Khasanah Harnany Mohon Tunggu... -

Saat hujan semakin deras, kususuri jalan selangkah demi selangkah. Kuraba bajuku yang sudah kuyup, serasa dingin udara menusuk. Sebentar kutoleh kebelakang, begitu dalam arti perjalanan. Percikan air adalah terpaan, Halilintar pemanis makna. Saat reda adalah harapan jiwa yang menjadikan terang nur kehidupan ... Kala ku bayangkan terang rembulan, merenung menjadi makna harapan. Waktu kecil ku adalah kedamaian, saat remaja ku merasakan masa pematangan jiwa, dan kini kutatap cermin kedewasaan kemudian kukerutkan keningku seraya aku berkata pada bayanganku . . . belajarlah dari perjalanan hidupmu dan raihlah cita-citamu diatas bintang persia dan jadilah dirimu dalam sebuah jati diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Love and Tenderness

5 Juli 2010   07:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:05 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Muslim Women

Love and Tenderness

Cinta dan Kelembutan Kasih Sayang

Alqur'an menekankan hubungan antara suami istri sebagai sumber kebahagian yang di bangun dengan saling mencintai, kebaikan dan kejujuran:

" Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (QS, 30 : 21)

Sebelum Islam, ada kepercayaan yang lazim bahwa Hawa bertanggung jawab atas godaan terhadap Adam untuk memakan buah pohon terlarang. Alqur'an menetapkan pertanggung jawaban yang setara kepada keduanya, sekaligus mengklarifikasi bahwa godaan yang datang semata-mata datangnya dari setan:

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." (QS, 2 : 36)

Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. (QS, 7 : 22)

Keduanya mengakui dosa mereka, dan mereka meminta taubat kepada Allah.

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS, 7 : 23)

Islam menempatkan laki-laki dan perempuan dengan pertanggung jawaban yang setara atas dosa manusia yang pertama dan bagian-bagiannya bahwa tuhan bahwa tuhan menerima pertaubatan mereka dan mengampuni mereka. (QS, 2 : 23 - 38)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun