Pagi ini, Kamis 10 September 2015, sampai pukul 08.00 wib, menampakkan dirinya tidak separti bulan-bu;an sebelumnya yang cerah bersinar terang. Hari ini, dan sudah hampir sebulan terakhir, mentari merah membara seperti malu-malu menampakkan dirinya karena kawasan kota Pontianak dan sebagian besar wilayah Kalimantan Barat tertutup oleh kabut asap.
Hari ini, untuk pertama kalinya dalam tahun ini, sejumlah sekolah diliburkan karena asap. Di kawasan Pontianak Utara saya menyaksikan sejumlah sekolah dasar, seperti SDN 21 di Jalan Parit Pangeran, Pontianak Utara, diliburkan karena asap sudah membahayakan kesehatan siswa. Beberapa sekolah yang tetap masuk mewajibkan siswanya memakai masker di dalam ruang belajar.
Asap di kota POntianak ini merupakan asap kiriman dari luar kota, dari pembakaran lahan dari Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara. Sampai kemarin (9/9) menurut BMKG Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak oleh pantauan Satelit Modis terpantau 614 titik api.Kabupaten Ketapang terpantau memiliki titik api yang paling banyak yakni berjumlah 442 titik api.Kabupaten yang paling banyak kedua miliki titik api yakni Kabupaten Kayong Utara terpantau 81 titik api sementara untuk Kabupaten Kubu Raya memiliki 52 titik api.
BMKG juga merilis jarak pandang mendatar di Bandara Supadio Pontianak pada pagi hari pada pukul 06.00 WIB terpantau hanya 600 meter, namun pada pukul 07.00 WIB jarak pandang mulai berangsur berubah menjadi 1000 meter. Berikut Pantauan Titik Hotspot di Kalbar Melalui Citra Satelit Modis :
1. Ketapang : 442 titik
2. Kayong Utara : 81 titik
3. Kubu Raya : 52 titik
4. Melawi : 14 titik
5. Sanggau dan Sintang : 7 Titik
6. Landak : 4 Titik
7. Mempawah : 3 Titik
8. Sambas dan Kapuas Hulu : 2 Titik
9. Bengkayang, Sekadau, Kota Pontianak dan Singkawang : Tidak Ada titik api
Akibat kabut asap tersebut, sejumlah penerbangan ditunda di bandara Supadio. Pemprov Kalbar, menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, Nyarong menuturkan, gubernur menetapkan status siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan terhitung 8 Juli hingga November 2015. “Status ini memperhatikan pendapat dari dinas terkait seperti Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pada 8 Juli menunjukkan tanda coklat dengan kata lain tidak sehat,” ujarnya dalam penyampaian laporan kegiatan satgas dan evaluasi penetapan status siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan se-Kalbar di Balai Petitih Kantor Gubernur, Rabu 9/9/2015 (tribunews.com). Dijelaskannya, Satgas mulai bekerja sejak ditetapkan dan dari hasil kegiatan satgas operasi darat, luas hutan terbakar 995,32 ha, dan luas yang berhasil dipadamkan 218,24 ha, sementara yang terpadamkan karena mati sendiri atau dilakukan oleh masyarakat 777,08 ha yang bersumber dari BKSDA 4 September 2015.
Karena belum ada gejala hujan dan asap terus diproduksi, maka besok, lusa dan beberapa hari mendatang warga Pontianak masih akan "menikmati' derita asap, derita karena keserakahan manusia. Mentari pun dipastikan masih belum mampu melawan keserakahan manusia...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H