Satu malam saya pulang dari kunjungan kerja di pedalaman menuju Pontianak. Sekitar pukul satu dinihari kami berhenti di sebuah kampung. Di sebuah lapangan di kampung tersebut berjejer tenda-tenda dan ada pentas hiburan. Saya mampir dan melihat. Ternyata banyak orang duduk berkelompok sedang memainkan gambar "ikan dan udang"; di pentas ada orgen tunggal yang mengiringi orang-orang menyanyi dan berjoget ria.Â
Bagi saya tidak masalah orang Dayak mengadakan gawe, pesta padi. Namun yang saya lihat malam itu sungguh membuat saya miris. Lebih miris lagi banyak anak yang menonton orang "main ikan udang", melihat orang tua mabuk-mabukan, melihat orang dewasa laki-perempuan peluk-pelukan. Saya pegang dua anak kecil dan saya bawa ke panitia gawe itu. Saya bilang, kalian harus bertanggung jawab atas masa depan anak ini. Besok jam 12 siang paling lambat gawe ini harus dibubarkan. Saya akan cek nanti.
Kisah di atas disampaikan Gubernur Kalbar Drs.Cornelis dalam sambutannya pada pembukaan seminar nasional pendidikan dalam rangkaian HUT PDI Perjuangan ke 43 di Hotel Kapuas palace Pontianak (senin, 23/5). Ia marah kepada orang-orang dewasa, orang tua yang tidak bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anaknya.Â
Cornelis marah karena dua hari lagi anak-anak kelas 6 sekolah dasar akan menghadapi ujian. "Saya himbau kepada orang tua agar jangan begawe pada saat anak-anak mau atau sedang ujian. Ini sedikit-sedikit pesta, bahkan kucing mati pun dipestakan,"selorohnya dan disambut gelak tawa hadirin.
Cornelis adalah gubernur putra Dayak kedua setelah Oevang Oeray. Putra Dayak Kanayatn ini lahir dan sampai SD dibesarkan di kampung sehingga bisa merasakan denyut nadi suka dan duka kehidupan masyarakat di pedalaman Kalbar, khususnya dan Kalimantan pada umumnya. Ia merasakan benar bagaimana dulu orang tuanya mendidiknya dengan disiplin sehingga ia bisa sampai pada posisinya sekarang.
Dalam sambutannya pada seminar yang diikuti 200 peserta yang sebagian besar dari anggota dewan dan pengurus PDIP tersebut beberapa kali Cornelis mengkritik kader-kadernya. "Sebagai anggota dewan, sebagai pejabat publik (hadir Bupati Sanggau Paolus Hadi dan Wakil Bupati Landak Heriadi), kalian harus tahu dan paham berbagai kebijakan, aturan di bidang pendidikan khususnya dan pemerintahan pada umumnya. Jangan jadi dewan hanya duduk, diam dan duit saja. Ngomong...perjuangkan nasib rakyat,"ujarnya dalam sambutan tanpa teks sekitar satu jam tersebut.
Saya sepenuhnya sependapat dengan pernyataan Gubernur bahwa kualitas pendidikan, keberhasilan tergantung dari orang tua, siswa, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Orang tua harus memberikan dasar yang kokoh di keluarganya dan menanamkan semangat mau belajar kepada siswa. Sekolah harus membantu siswa berkembang. Pemerintah harus mampu melindungi, memberikan rasa aman dan menjamin setiap warga negara mendapat kesempatan yang sama untuk sekolah setinggi-tingginya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H