Moment spesial buat kami sekeluarga datang pertengah bulan november ini. Tidak ada persiapan yang panjang, saya bersama isteri dan dua anak kami, Acta dan Ghuru, menikmati perjalanan darat dan udara dari Pontianak-Jakarta-Semarang-Yogyakarta. Sungguh perjalanan yang tak terlupakan bagi kami, terutama bagi dua anak kami yang baru pertama kali ke pulau Jawa.
Perjalana dimulai kamis (12/11) pukul 06.00 saya bersama Acta dan Ghuru berangkat ke bandara. Karema pagi, jalanan lancar sehingga setengah 7 sudah sampai di bandara supadio, Pontianak. Ghuru senang sekali karena baru inilah pertama kalinya dia naik pesawat. Penerbangan kami dengan Lon Air pukul 08.55. Setelah check in kami menunggu di ruang tunggu. Setelah menunggu sampai pukul 08.30 belum ada panggilan boarding, saya mulai curiga, jangan-jangan pesawat ditunda Ternyata benar. "Karena alasan operasional, peswat ditunda satu jam,"kata petugas bandara.
Akhirnya pukul 10.00 wib pesawat berangkat. Penerbangan satu jam 15 menit kami tiba di bandara Soekarno Hatta. Karena jam makan siang, kami makan di salah satu restoran di ruang kedatangan terminal 1. Semula kami akan menjemput isteri saya yang babru selesai PLPG di Wisma Kinasih. Namun karena takut ketinggalan pesawat penerbangan lanjutan, kami sepakat menunggu di bandara saja.
Penerbangan kami selanjutnya adalah ke Semarang pukul 17.55 wib. Ternyata ruang tunggu ke semarang itu di Terminal 3. Kami pun naik shuttle pindah ke terminal 3. Terminalnya baru. Sekitar pukul 16.00 wib, Yeth, isteri saya, tiba dengan mobil yang dicarter bersama temannya.
Penerbangan Jakarta-Semarang hanya satu jam; masih dengan Lion Air. Sekitar pukul 19.00 wib pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Ahmad Yani Semarang. Pas pesawat berhenti, tiba-tiba hujan lebat disertai petir guntur. Para penumpang pun tidak bisa keluar pesawat hampir satu jam tidak bisa keluar pesawat karena bandara Semarang sepertinya tidak ada garbarata.
Dari bandara, kami naik taksi resmi bandara ke sma sedes sapientiae, bedono, kecamatan jambu, sekitar satu setengah jam. Tarif taksi ini tahun lalu saya naik hanya rp.250.000; tapi tahun ini jadi rp.350.000. Malam ini kami bermalam di rumah bu Tatik, sekitar 200 meter dari sma sedes.
Jumat (13/11) dari Sedes ke kere naik angkot rp.5.000 perorang sekitar satu jam. angkotnya juga enak, tidak terlalu ramai penumpangnya. turun di terminal ambarawa, depan jalan masuk guar maria. dari situ kita naik angkot rp.3.000 perorang. Gua Mari Kerep ini bukan hanya menjadi tempat doa dan ziarah, tapi sudah menjadi tempat wisata. beragam orang dari berbagai agama datang ke sini.Â
SMA Sedes
Sekitar pukul 12.30 kami sudah ke sampai ke sma sedes dan memutuskan menunggu di sekolah sekalian bayar spp dan asrama Raja. Kami diterima dengan ramah oleh kepala sekolah,Sr. Anastasia OSF; dua orang staf TU, Ibu Lusi dan Pak Puji Ristanto. Kami senang mendengar Raja bisa mengikuti pelajaran di Sedes. "Di sini nilai murni pak. Nanti kalau sudah kuliah atau di masyarakat baru ketahuan dampaknya,"jelas Suster Anas.