Hari ini, Kota Pontianak, Kalimantan Barat akan terjadi dilangsungkan pembukaan pecan gawai Dayak. Pekan Gawai Dayak ini adalah yang ke-32 dan akan dilaksanakan tanggal 20-27 Mei 2017 bertempat di Rumah Radakng, Jalan Sutan Syahrir, Pontianak. Rumah Radank adalah rumah adat khas suku Dayak, berlantai setinggi 3 meter berbentuk panjang da nada bilik-bilik di dalamnya. Rumah adat ini dibangun di tanah milik Pemrov Kalbar dan didanai dari APBD Provinsi Kalbar. Karena itu, ini adalah asset pemerintah. Hal yang sama terjadi pada rumah adat Melayu, persis di samping rumah radakng.
Sebelum pembukaan oleh Ketua Majelis Adat Dayak Nasional Drs. Cornelis MH, yang juga Gubernur Kalimantan Barat, putra Dayak, gawai akan dimulai dengan pawai budaya. Pawai budaya ini diikuti utusan masyarakat Dayak dari sanggar-sanggar dari 14 kota/kabupaten di Kalbar serta sanggar-sanggar budaya Dayak di Kota Pontianak. Dengan berpakaian adat lengkap: asesoris, manik-manik, Mandau, topi dan lainnya; tua, muda, anak-anak, laki-laki dan perempuan, dengan menaiki aneka jenis kendaraan; berkeliling sejumlah jalan protokol di Pontianak. Panjang karnaval ini bisa mencapai 500 meter.
Karnaval ini menjadi hiburan bagi semua warga dari segala macam suku bangsa; bukan hanya warga Dayak. Pawai dimulai dari Rumah Radakng yang lama, di Jalan Sutoyo, menuju rumah Radakng yang baru di Jalan Sutan Syahrir, Kota Baru.
Dari kemarin sore (Jumat 19/5), ratusan bis dari luar kota sudah memasuki kota Pontianak. Mereka dikawal aparat keamanan. Dan semuanya berjalan aman dan lancer.
Gawai Dayak kali ini terasa dalam bayangan isu-isu….Karena itulah ada seribuan polisi dan tentara berjaga-jaga di seantero kota Pontianak . Bahkan Kepolisian Daerah Kalbar mendatangkan 500 polisi Brimob dari Jakarta. Mereka berjaga karena pada hari ini juga aka ada aksi bela ulama, dari Mesjid Raya Mujahidin menuju Mapolda Kalbar. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan antara pawai pembukaan Gawai Dayak dengan massa bela ulama, maka aparat mengawal ketat aksi ini.
Gawai Dayak adalah hak masyarakat Dayak untuk mengekspresikan dan aktualisasi budaya dan jati dirinya. Hal yang sama tentu dimiliki semua suku, etnis yang ada di Kalimantan Barat. Semua kami punya hak yang sama untuk melaksanakan budaya kami: ada pestival budaya Melayu, budaya Madura, budaya Bugis, budaya Tionghoa dan sebagainya. Sehingga adanya isu-isu ada yang mau menghalangi pelaksanaan gawai Dayak, tentu sangat tidak dibenarkan.
Kami semua warga Kalbar berharap dan berdoa kepada Jubata, Duwata supaya pelaksanaan Gawai Dayak tahun ini berjalan lancar. Bagi warga Kalbar, warga Pontianak khususnya, mari kita ramai-ramai menyaksikan aneka produk dan kegiatan budaya di rumah Radakng. Kita percaya warga Kalbar tidak mau lagi konflik, ribut-ribut; kita semua bersaudara. Kita percaya aparat mampu menjaga keamanan dengan profesional.
Selamat Gawai Dayak. “Adil Ka Talino, Bacuramin ke saruga, Basengat Ka Jubata”***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H