Mohon tunggu...
mufti arifin
mufti arifin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

karyawan biasa yang suka jalan-jalan. Cita-cita keliling dunia dan menulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Makan hemat di Bandara Soekarno-Hatta

26 Februari 2012   16:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   09:02 13042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Jika anda bepergian menggunakan pesawat udara dan berangkat dari atau datang ke Bandara Soekarno Hatta, suatu ketika anda mungkin harus makan di bandara baik itu makan pagi, siang, maupun makan malam. Bagi sebagian orang makan pagi mungkin diabaikan untuk flight pagi. Selain karena sebagian tidak sempat karena buru-buru setelah bangun tidur, sebagian lainnya juga tidak terbiasa sarapan terlalu pagi.

Namun sebenarnya untuk penerbangan lebih dari satu jam sebisa mungkin perut tidak dalam keadaan kosong, minimal diganjal snack atau roti. Sarapan ini lebih penting lagi pada penumpang transit. Sebagai contoh penumpang dari Lombok yang berangkat dari Lombok jam 06 pagi waktu setempat dan landing di jakarta 1,5 jam kemudian dan masih jam 07 pagi waktu jakarta. Jika penumpang ini meneruskan penerbangan ke sumatra misalnya pada jam 09 pagi dengan waktu penerbangan 1,5 jam lagi ke Batam misalnya, diperkirakan masih jam 10:30 landing di Batam.

“Ah masih pagi, sarapan di Batam saja”, sebagian orang akan berpikir seperti itu.

Padahal jika tidak sarapan maka perut kosong akan bisa berbahaya, karena sebenarnya sudah 8 jam perut tidak terisi.

Kenapa demikian ?

Penumpang tersebut minimal bangun jam 4 pagi waktu Lombok karena harus sudah di bandara jam 5 pagi. Dan landing di Batam jam 10:30 atau jam 11:30 waktu lombok. Artinya minimal 7:30 jam perutnya kosong. Tentu saja landing di Batam minimal butuh setengah jam untuk turun dari pesawat dan mengambil bagasi atau keluar dari bandara. Itupun bila tidak terjadi delay. Delay kurang dari satu jam tidak mengharuskan airline menyediakan service baik berupa makanan atau snack.

Saya beberapa kali melihat penumpang lemas bahkan pingsan pada penerbangan transit pagi hari. Sebagian penumpang yang jarang naik pesawat atau pertama kali naik pesawat memperkirakan mendapat makanan atau snack di pesawat. Padahal saat ini sudah sedikit maskapai yang memberikan makan pada penumpangnya.

Hal ini bisa diperparah, dengan penerbangan pagi hari, udara masih dingin. Temperatur di dalam kabin juga tidak bisa selalu dipastikan pas buat semua penumpang, bisa menjadi dingin sekali bagi sebagian orang (termasuk saya).

Sebagaimana hal yang umum bahwa siapapun sekarang bisa naik pesawat, maka penumpang pun kadang tidakmemabawa uang lebih untuk sarapan dan semacamnya. Tiket dibelikan, ke bandara ada yang mengantar dan sampai nanti ada yang menjemput. Misalnya pun bawa uang kadang sudah berkurang untuk airport tax karena penumpang tersebut tidak tahu ada airport tax. Belum lagi penumpang tersebut tidak tahu ada asuransi tambahan yang sebenarnya tidak wajib. Tidak jarang juga ada yang terjebak dengan jasa bungkus bagasi yang dikenakan biaya. Membawa 100 ribu pun bisa tinggal 20 ribu karena airport tax 40 ribu, 10 ribu asuransi tambahan, dan 30 ribu jasa bungkus bagasi. Untuk sarapan di bandara dengan 20 ribu pasti membuat banyak orang ragu, Mungkinkah mendapatkan sarapan di bandara seharga kurang dari 20 ribu ? Melihat vending machine minuman aja sudah 10 ribu.

Membeli makanan di pesawat ? Tidak semua airline menyediakan makanan yang cocok untuk semua penumpang. Beberapa hanya menyediakan roti kering atau biskuit. Belum lagi harganya yang lebih mahal daripada di darat.

Bagaimana mengantasipasinya ?

Jika memungkinkan sarapanlah sebelum berangkat. Jika sempat dilakukan di rumah sebaiknya jangan lewatkan. Jika tidak sempat dan terburu-buru bawalah bekal meskipun sedikit. Kalau bekal nasi sulit, minimal membawa roti. Anda bisa menyiapkan atau membeli roti malam sebelumnya sehingga tidak masalah jika buru-buru.

Bawa uang yang cukup untuk sarapan atau membeli makanan di bandara. Kalau anda mengantar saudara, teman, atau keluarga, sebaiknya pastikan mereka membawa bekal atau membawa uang yang cukup.

Tentu saja sebaiknya bekal ini praktis, mudah dibawa, tidak terlalu banyak atau berat, tidak tumpah, tidak berbau tajam, dan praktis untuk dimakan. Jangan sampai bekal malah merepotkan pada saat check in, boarding, dan di dalam pesawat. Makanan berkuah atau banyak mengandung cairan tidak boleh masuk tempat bagasi di atas kursi penumpang. Makanan berbau tajam bisa mengganggu penumpang lainnya. Bekal sebaiknya juga mudah untuk dimakan, bahkan di dalam pesawat yang relatif sempit.

Bagaimana kalau anda memiliki anggaran mepet atau harus berhemat tetapi harus makan di bandara ?

Beberapa cara berikut bisa anda pilih.


  1. Makan di tempat dimana warga bandara biasa makan. Meskipun bekerja di bandara, sebagian besar warga bandara (karyawan maskapai, security, cleaning service, jasa bandara, porter, sopir taksi, sopir jemputan crew, termasuk calo tiket) memiliki penghasilan yang sama dengan karyawan pada umumnya. Artinya mereka juga harus makan sehemat mungkin. Ada beberapa tempat makan murah (harganya sama dengan di luar bandara) yang menjadi langganan warga bandara. Misalnya kawasan disebut Joglo (karena tempatnya berbentuk joglo) yang menyediakan makanan relatif murah. Tempatnya memang agak jauh dari terminal dan berada di tengah dekat dengan tempat parkir mobil terminal 1. Dengan harga kurang dari 15 ribu rupiah anda sudah mendapatkan nasi lengkap dengan lauk dan sayur plus minuman. Ada juga kantin sehat yang menyediakan makanan lengkap dengan sistem prasmanan dengan harga 20 ribu rupiah termasuk minuman jus dan bonus buah sepuasnya. Sayangnya lokasinya yang jauh dari terminal sehingga hanya sebagian warga bandara yang tahu. Intinya, anda bisa bertanya kepada warga bandara dimana mereka biasa makan.
  2. Makan di alfamart atau indomaret. Di beberapa titik di bandara, ada kedua minimarket ini. Mereka menyediakan makanan (nasi goreng, nasi kuning, nasi bakar, sandwich, hotdog) yang bisa dihangatkan di microwave dengan harga di kisaran 20 ribu rupiah.Mereka juga menyediakan mie kemasan lengkap dengan air panasnya. Meskipun harga barang-barang di minimarket bandara lebih mahal daripada minimarket sejenis di luar bandara, tetapi relatif lebih murah daripada di restoran bandara.
  3. Makan di restoran tapi ambil paket murahnya. Beberapa restoran menyediakan paket 12 ribu yang berisi nasi, telur, dan sayuran. Atau paket 15 ribu yang berisi nasi, ayam , dan sayuran. Beberapa restoran mencantumkan paket dan harganya. Jika tidak tercantum, tidak ada salahnya anda bertanya sebelum memesan. Siapa tahu mereka juga memiiliki paket murah, minimal anda sudah tahu berapa kira-kira harga yang anda harus bayar.
  4. Seperti banyak restoran di manapun, harga minuman bisa jauh lebih mahal daripada di toko. Anda bisa mensiasatinya dengan membeli minuman kemasan di minimarket. Anda juga bisa bertanya berapa harga minuman sebelum memesannya. Kadang harga air mineral di restoran lebih mahal daripada teh manis hangat atau kopi susu.
  5. Bagi anda yang cocok dengan fast food waralaba misalnya fried chicken dan semacamnya, anda bisa membeli paket hemat di restoran cepat saji tersebut. Sayangnya tidak ada informasi lengkap posisi restoran cepat saji tersebut kecuali kita sudah dekat dan melihat lambangnya. Anda bisa bertanya pada warga bandara. Yang perlu diingat harga di bandara biasanya lebih mahal daripada di luar bandara.
  6. Kalau anda pada kondisi lapar jangan membeli gorengan atau roti ukuran kecil, karena makan satu tidak cukup dan akhirnya total pengeluaran anda sama dengan membeli nasi.
  7. Bagi anda yang punya kartu kredit tertentu memang bisa makan gratis di beberapa boarding lounge yang menyediakan service tersebut.
  8. Sebenarnya ada juga nasi bungkus murah yang tidak terlalu jauh dari terminal. Tapi karena ilegal, maka penjualnya kadang sembunyi-sembunyi, berpindah-pindah dan tidak selalu ada. Dan dari sisi higienis, tidak dijamin.

Dengan jumlah penumpang lebih dari 40 juta orang per tahun, seharusnya Bandara Soekarno Hatta memiiki tempat makan yang lebih banyak dan lebih layak. Kita bisa meniru Swarnabhumi di Bangkok. Meskipun banyak restoran besar dan mewah, tetapi tetap menyediakan makanan yang relatif murah dan layak serta masih berada di dalam bangunan terminal sehingga mudah dijangkau. Atau meniru LCCT terminal di KLIA airport Kuala Lumpur yang menyediakan food court luas 24 jam lengkap dengan kamar mandi, wastafel, full AC, serta mudah diakses bagi penumpang dengan trolley penuh bagasi sekalipun, dengan harga makanan tidak jauh berbeda dengan makanan di luar bandara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun